Laman

Jumat, 27 Maret 2015

Bumble-Sens Case

‘Bumble-Sens Case’, mungkin terdengar aneh untuk pertama kali. Sebenarnya apa sih‘Bumble-Sens Case’ itu?. ‘Bumble-Sens Case’ adalah produk yang diciptakan untuk melindungi gadget. Bukan hanya sekedar casing gadget biasa, ‘Bumble-Sens Case’ ini merupakan sebuah casing gadget yang bisa melindungi gadget konsumen dari benturan.‘Bumble-Sens Case’ dapat digunakan untuk melindungi gadget handphone, laptop, tablet, dll.
Ide terciptanya ‘Bumble-Sens Case’ adalah karena sekarang sebagian besar masyarakat menggunakan berbagai macam gadget dan pada umumnya gadget di zaman sekarang tidak tahan banting. Jika terkena benturan sedikit saja terkadang hang atau bahkan sampai rusak. Jadi, tentu saja sasaran produk ini adalah masyarakat yang sangat ‘menyayangi’ gadget-nya. Selain itu pemerintah juga berperan agar kami mendapatkan hak cipta atas terciptanya ‘Bumble-Sens Case’ ini.
Cara kerja ‘Bumble-Sens Case’ ini adalah ketika gadget jatuh dari ketinggian kurang lebih 25 meter atau gadget terkena benturan, maka ‘Bumble-Sens Case’ yang sudah dipasangkan pada gadget konsumen akan otomatis mengembang seperti bola, sehinggagadget aman dari benturan keras.
Nah, bagaimana sih proses pembuatan ‘Bumble-Sens Case’ itu sendiri?. Berikut ini adalah proses pembuatannya:
  1. Mencari bahan yang tepat untuk produk tersebut, mulai dari alat sensor, bahan case yang tahan air, dan bahan yang kuat terhadap benturan.
  2. Kemudian, casing diberi warna agar telihat lebih menarik.
  3. Selanjutnya, sensor terhadap benturan, tekanan, dan gravitasi bumi akan dibuat dalam ukuran mikro agar mudah disisipkan pada bagian casing.
  4. Setelah semua pemasangan selesai, akan dilakukan pengujian terhadap casing pada kekuatan tekanan, benturan, dan ketinggian yang berbeda-beda.
  5. Jika sudah lulus tahap pengujian, maka produk siap didistribusikan ke pasaran luas.
Harga yang ditawarkan untuk produk ini berkisar antara Rp 300.000 – Rp 450.000, bergantung pada jenis gadget yang akan diinginkan. Untuk pemesanannya sendiri dapat dipesan melalui web online yang sudah grup kami sediakan. Pengirimannya pun bisa dilakukan dengan menggunakan kurir jasa pengiriman barang yang sudah ditentukan.
Tentu saja agar produk ini dapat dikenal oleh masyarakat luas, kami akan meminta bantuan pemerintah agar produk ini diberikan hak cipta, sehingga sulit untuk orang-orang membuat produk serupa dengan ‘Bumble-Sens Case’ ini.
Setiap produk yang dibuat pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari diciptakannya produk ini antara lain, sudah pasti ‘Bumble-Sens Case’ ini akan melindungigadget konsumen dari benturan keras, dan dapat tahan benturan dan tekanan.  Selain itu,‘Bumble-Sens Case’ ini dapat dicustom sesuai dengan gadget yang konsmen inginkan dan mudah dibersihkan. Sedangkan kekurangannya antara lain, harganya yang relatif mahal dan radiasi terhadap tubuh cukup tinggi karena disertai dengan sensor, sehingga diharapkan agar tidak meletakkan gadget di dekat tubuh saat sedang tidur.
Sejauh apa ‘Bumble-Sens Case’ akan berkembang? Pastinya selama masyarakat masih menggunakan gadget, produk ini akan selalu dibutuhkan dan selama tidak ada pemalsuan terhadap produk ini.
Harapan ke depan untuk ‘Bumble-Sens Case’ sendiri adalah dapat diakui tidak hanya di masyarakat Indonesia saja, melainkan masyarakat internasional. Selain itu, diharapkan pemerintah juga dapat turut serta membantu dalam perlindungan hak cipta dan ahli sensor agar dapat meminimalisir plagiat yang menyebabkan kegagalan pada produk ini.
Anggota Kelompok:
– Gita Rachma
– Revisha Avenia
– Vennysya Novianty
– Widianita Susanti
Kelas : 1PA10
Mata Kuliah: Pengantar Kreativitas dan Keberbakatan
Fakultas : Psikologi
Jurusan: Psikologi
UNIVERSITAS GUNADARMA 2014/2015

Kamis, 19 Maret 2015

TUGAS PSIKOLOGI UMUM 2




 KETERANGAN
STIMULUS atau rangsangan, berupa obyek atau peristiwa tertentu, ada yang di sadari dan ada yang tidak di sadari. Agar dapat di sadari individu, stimulus harus cukup kuat. Walaupun perhatian individu cukup besar, tetapi bila stimulus tidak cukup kuat, maka stimulus itu tidak dapat di sadari sehingga tidak dapat di persepsi oleh manusia. Manusia memiliki AMBANG BATAS untuk menyadari adanya stimulus. Batas kekuatan minimal agar dapat menimbulkan kesadaran manusia dinamakan ambang absolut sebelah bawah atau ambang stimulus. Kurang dari ambang tersebut, stimulus tidak dapat disadari oleh manusia. Sedangkan kekuatan stimulus maksimal dinamakan ambang absolut sebelah atas atau ambang terminal. Setelah ada perhatian, manusia akan menyadari adanya stimulus yang ditangkap oleh ALAT INDERA (penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, serta indera ke-6). Stimulus kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris dimana otak sebagai pusat susunan urat syaraf, terjadilah proses yang pada akhirnya membuat manusia dapat menyadari atau memersepsi stimulus yang diterima melalui alat indera. SENSASI ialah penerimaan stimulus lewat alat indera, sedangkan PERSEPSI adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak. (Mahmud, 1990:41) Persepsi dibedakan menjadi 2, yaitu persepsi visual (umum/sosial) dan persepsi individual (pribadi/khusus). Persepsi visual merupakan suatu proses melihat dimana pengalaman-pengalaman individu dihubungkan dengan benda yang sedang di lihat. Sedangkan persepsi bersifat individual karena hasil persepsi akan berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.

2.    Faktor - Faktor Persepsi

Ø  Faktor Internal

a.      Alat Indera dan Pusat Susunan Syaraf
Alat indera atau reseptor berupa mata sebagai indera penglihatan, telinga sebagai indera pendengar, kulit sebagai indera peraba, hidung sebagai indera pembau, lidah sebagai indera pengecap, serta adanya indera ke-6 (extrasensory perception). Alat indera atau reseptor berfungsi untuk menerima stimulus. Sedangkan syaraf sensori berperan dalam meneruskan stimulus yang diterima reseptor, ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Supaya terjadi respons diperlukan juga syaraf motorik. 

b.      Perhatian
Agar terjadi proses persepsi diperlukan perhatian, yaitu proses atau tahap pertama sebagai persiapan mengadakan persepsi. Perhatian adalah pemusatan atau pengonsentrasian seluruh aktivitas individu pada satu atau sekumpulan objek. 

Ø  Faktor Eksternal

a.      Objek yang di Persepsi
Persepsi mengandaikan adanya objek yang di persepsi. Objek ini menimbulkan stimulus yang memicu atau merangsang alat indera atau reseptor. Walaupun sebagian besar stimulus itu datang dari luar, ada juga stimulus yang datang dari dalam individu yang memersepsi. 

b.      Nilai-Nilai dan Kebutuhan Individu
Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi. Suatu eksperimen di Amerika Serikat (Bruner & Godman, 1947; Carter & Schooler, 1949, dalam Fauti 1997) menunjukkan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin memersepsikan mata uang logam lebih besar daripada ukuran yang sebenarnya. Gejala ini tidak terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang memengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan yang berbeda menyebabkan pula perbedaan persepsi. Misalnya, A dan B berjalan-jalan di suatu pusat pertokoan. A, yang kebetulan sedang lapar, memersepsikan kompleks itu sebagai sebuah tempat yang dipenuhi restoran-restoran yang menjajakan makanan lezat; sedangkan B yang sejak lama ingin membeli sebuah arloji, mengamati kompleks itu sebagai deretan toko kelontongan.



3.   Proses Perubahan Sensasi-Persepsi

Ø  Stimulus
Stimulus atau rangsang merupakan setiap aspek dari dunia luar yang secara langsung berpengaruh pada perilaku atau kesadaran manusia. Syarat stimulus agar dapat di respon atau di persepsi dan di sadari oleh individu yang menjadi sasarannya adalah stimulus harus cukup kekuatannya. Dengan demikian stimulus atau perangsang tersebut dapat di amati atau di respon oleh alat indera. Stimulus atau rangsang merupakan setiap aspek dari dunia luar yang secara langsung berpengaruh pada perilaku atau kesadaran manusia. Syarat stimulus agar dapat di respon atau di persepsi dan di sadari oleh individu yang menjadi sasarannya adalah stimulus harus cukup kekuatannya. Dengan demikian stimulus atau perangsang tersebut dapat di amati atau di respon oleh alat indera.

Ø  Transductive (Penerjemahan Makna)
Tranduksi (transductive) merupakan proses perubahan suatu bentuk energi ke dalam bentuk energi yang lain. Tranduksi menghasilkan potensial aksi yang mengalirkan informasi mengenai rangsangan melalui sistem syaraf ke otak. Ketika rangsangan ini sampai ke otak, informasi bergerak ke bagian yang berhubungan pada korteks serebrum. 

Ø  Brain : Primary Area
Bagian-bagian utama otak adalah otak depan, otak tengah, otak belakang, serta korteks. Korteks di bagi ke dalam empat area terpisah atau cuping, masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda: cuping frontal terkait kepribadian, emosi dan perliaku motorik; cuping parental berhubungan dengan persepsi dan pengalaman sensori; cuping occipital berhubungan dengan pengolahan informasi visual; dan cuping temporal berhubungan dengan mendengar dan berbicara.

Ø  Personalized Perception
Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi akan dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam memersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu yang lain, karena persepsi bersifat individual. (Davidoff, 1981; Roger, 1956)



REFERENSI

Heru Basuki, A M (2008) Psikologi Umum. Jakarta: Gunadarma

King, L A (2010) Psikologi Umum, Sebuah Pandangan Apresiatif Jkt. Salemba Humanika

http://12012ras.blogspot.com/2013/07/persepsi-dan-sensasi.html?m=1





VENNYSYA NOVIANTY
NPM : 1A514989
KELAS : 1PA10