Laman

Senin, 15 Juni 2015

POTENSI BELAJAR DAN BERBAHASA PADA ANAK-ANAK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan hubungan antar individu, manusia membutuhkan bahasa sebagai media untuk berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lainnya. Pentingnya bahasa dalam kehidupan sosial manusia, maka pembelajaran bahasa telah dilakukan sejak anak berusia dini karena mereka memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai alat bantu untuk mengkomunikasikan berbagai hal dalam kehidupan sosialnya. Karena tanpa bahasa siapapun tidak akan dapat mengekspresikan diri untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain, dengan kata lain komunikasi tidak dapat dilakukan dengan baik dan interaksi sosial pun tidak akan pernah terjadi.
Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi untuk berbahasa, yang mana potensi kebahasaan itu akan tumbuh dan berkembang jika fungsi lingkungan diperankan dengan baik. Perolehan bahasa ini didapatkan anak pertama kali di dalam keluarga, hal inilah yang merupakan titik awal perkembangan bahasa pada anak. Sedangkan potensi belajar pada anak akan ditemukan dan berkembang secara optimal jika diadakan pembinaan yang datang dari lingkungan sekitarnya, terutama lingkungan pendidikan. Karena pendidikan disini merupakan tempat yang memberikan kesempatan kepada kemungkinan-kemungkinan potensi belajar yang ada pada seorang anak untuk berkembang secara optimal.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah potensi belajar pada anak?
2. Bagaimanakah potensi berbahasa pada anak?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan potensi belajar dan berbahasa pada anak?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memperoleh pengetahuan tentang potensi belajar pada anak.
2. Untuk memperoleh pengetahuan tentang potensi berbahasa pada anak.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan potensi belajar dan berbahasa pada anak.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Potensi Belajar pada Anak
Potensi-potensi belajar yang ada dalam diri seorang anak tidak sama dengan potensi yang dimiliki orang lain. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Agus Soejono (1980 : 36) “Potensi seseorang tidak sama dengan potensi yang dimiliki orang lain. Seorang lebih tajam pikirannya, atau lebih halus perasaan, atau lebih kuat kemauan atau lebih tegap, kuat badannya daripada yang lain”.
Kita mengetahui bahwa masing-masing anak memiliki potensi yang berbeda, baik berbeda dalam hal kualitasnya maupun berbeda dalam bidang dari potensi-potensi itu. Namun potensi-potensi ini memberikan kemungkinan-kemungkinan kepada anak-anak untuk berkembang menjadi sesuatu. Kemampuan potensi ini akan mempengaruhi kemampuan belajarnya. Anak yang mempunyai kemampuan potensi yang lebih akan lebih mudah dan lebih cepat belajar daripada anak yang mempunyai kemampuan potensi yang kurang.
Berikut adalah jenis-jenis potensi belajar yang ada dalam diri anak, yakni:
1. Potensi jasmaniah
         Potensi jasmaniah yakni jasmani yang sehat dengan panca indra yang normal yang secara  fisiologi berkerja sama dengan sistem syaraf dan kejiwaan. Potensi jasmaniah ini
         memerlukan gizi dan berbagai vitamin termasuk udara yang bersih dan lingkungan yang
         sehat sebagai pra kondisi hidupnya. Jika kebutuhan ini sebagian tidak tercukupi, maka tubuh
         orang yang bersankutan akan lemah, bahkan dapat sakit.
2. Potensi rohaniah
Potensi-potensi rohaniah meliputi segi pikir, rasa, karsa, cipta, karya maupun budi nurani.
Potensi-potensi rohaniah ini membutuhkan kesadaran cinta kasih, kesadaran akan keagamaan, dan nilai-nilai budaya supaya kepribadian kita sehat dan sejahtera. Di samping itu juga rohani kita harus tenang, sabar, optimis, mempercayai orang lain, bahkan mencintai sesama manusia, tidak iri hati, tidak menyimpan rasa benci atau dendam dan sebagainya.
   Pembagian potensi diatas didasarkan kepada U. Noorsyan (1980 : 131) yang membagi potensi kepada:
1. Potensi jasmaniah; phisik, badan, dan panca indra yang sehat (normal).
2. Potensi piker (akal, rasio, intelegensi, intelektual).
3. Potensi rasa (perasaan, emosi) baik perasaan eti-moral maupun perasaan estetis.
4. Potensi karsa (kehendak, kemauan, keinginan, hasrat atau kecenderungan-kecenderungan
nafsu, termasuk prakarsa).
5. Potensi cipta (daya cipta, kreativitas, fantasi, khayal dan imajinasi).
6. Potensi karya (kemampuan menghasilkan kerja).
7. Potensi budi nurani (kesadaran budi, hati nurani, kata hati).


B. Potensi Berbahasa pada Anak
          Proses perkembangan bahasa anak tidak terlepas dari potensi yang sudah ada pada diri anak sejak ia dilahirkan, yang mana potensi berbahasa individu ialah kemampuan yang masih terpendam yang di miliki oleh setiap orang untuk menyampaikan informasi dan berkomunikasi. Menurut Deyster bahasa bagi manusia memiliki tiga fungsi, yakni:
      1. Bahasa sebagai alat untuk menyatakan isi jiwa seseorang.
      2. Bahasa sebagai perasaan (mempengaruhi orang lain).
      3. Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan pendapat.
          Perkembangan bahsa anak pada dasarnya terbagi ke dalam dua bagian, yaitu:
      1. Egocentric speech
Terjadi ketika anak berbicara kepada dirinya sendiri/monolog dan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun.
      2. Socialized speech
          Terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau dengan lingkungannya. Perkembangan bahasa pada masa ini di bagi ke dalam lima bentuk, yakni:
      a. Adapted information (bertukar pikiran atau gagasan dan ada tujuan bersama yang di cari).
      b. Critism (penilaian anak terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain).
      c. Command (perintah), threat (ancaman), dan request (permintaan).
      d. Question (pertanyaan).
      e. Answer (jawaban).
          Kemampuan berbahasa anak selalu mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan perkembangannya pada masa-masa tertentu. Di lihat dari segi pembagian fase perkembangan berbahasa yang disusun oleh Clara dan W. Stern, maka perkembangan pada masa bayi termasuk pada fase pertama yang meliputi stadium purwaka (meraba atau mengoceh), meniru suara atau bunyi yang di dengar walaupun tidak sempurna dan stadium kalimat sepatah (pada akhir masa bayi, dia mengucapkan hanya satu kata saja tetapi maksudnya adalah satu kalimat yang mengandung permintaan). Dengan demikian perkembangan kemampuan berbahasa anak dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satu diantaranya yaitu faktor usia.
Pada usia anak di masa sekolah kehidupan sosial anak bertambah luas, dan ia menemukan bahwa bahasa merupakan alat yang penting untuk kesatuan kelompok, menyadari hal ini menyebabkan motivasinya menjadi lebih besar untuk belajar berbahasa lebih baik. Jadi jelaslah disini bahwa yang mengalami perkembangan bahasa sekaligus didalamnya tersirat mengalami perkembangan potensi belajar yang lain. Sebab dengan perkembangan bahasa dapat dilihat sampai sejauh mana tingkat perkembangan intelegensinya, emosinya, fantasinya dan sebagainya.



C. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Potensi Belajar dan Berbahasa pada Anak
          Perkembangan potensi belajar dan berbahasa pada anak dapat berlangsung dengan baik apabila didukung oleh beberapa faktor, yakni:
      1. Usia (umur anak)
          Ketika seorang anak dilahirkan, kemudian dia dibesarkan di dalam lingkungan sosial, berinteraksi dengan banyak orang maka potensi berbahasa anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik sejalan dengan bertambahnya usia anak.
      2. Lingkungan
Penguasaan bahasa anak berkembang menurut hukum alami (karena bakat, kodrat dan ritme perkembangan yang alami) dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Besar kecilnya perbendaharaan bahasa anak sangat bergantung pada lingkungan sekitarnya, baik di keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat.
3. Perkembangan Motorik
Yang dimaksud motorik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan. Perkembangan motorik inilah yang memungkinkan anak dapat melakukan segala sesuatu yang terkandung dalam jiwanya.
4. Perkembangan Intelegensi
Pada usia awal masa sekolah tingkat berfikir anak masih bersifat konkrit. Artinya masih erat hubungannya dengan benda atau hal-hal yang nyata. Makin lama daya berfikir anak mengalami perkembangan yang pesat dengan ciri-ciri sikap kritis, realis dan logis.
5. Perkembangan Emosi
Anak yang semula hanya merasakan senang dan sedih, makin lama perasaan itu dikembangkan menjadi
perasaan-perasaan : menyesal, kasihan/iba, marah, jengkel, simpati, bersalah dan sebagainya. Yang semuanya itu disebabkan oleh pengalaman yang makin bervariasi dalam bertingkah laku.
6. Perkembangan Karsa
Perkembangan karsa atau kemauan/keinginan ini biasanya erat kaitannya dengan suatu kebutuhan dari siswa itu sendiri. Kadang-kadang keinginan anak itu demikian mendesak menurut pemenuhan. Untuk memenuhi kebutuhannya, maka anak lebih rajin belajar/bekerja, ulet dan tabah menghadapi segala tantangan.
7. Perkembangan Fantasi
Fantasi berkembang pada usia kurang lebih tiga tahun, dan mengalami perkembangan yang pesat pada masa kanak-kanak yang gemar akan permainan-permainan fantasi, gemar sekali akan cerita-cerita hayal.
8. Perkembangan Kesusilaan/Agama
Penanaman norma-norma kesusilaan dan agama merupakan masalah yang abstrak, sedangkan anak hidup dalam tingkat berfikir konkrit di dalam kehidupan logikanya dan realitanya. Mereka tidak dapat menerima sesuatu yang ada diluar pikirannya. Ia selalu minta bukti konkrit untuk mendapat kebenaran. Dan kebenaran harus dapat dilihatnya dengan alat indra, dengan mata, telinga, peraba dan pengecapnya.



BAB III
SIMPULAN

Setiap anak memiliki kemampuan atau potensi belajar dan berbahasa yang berbeda satu dengan yang lainnya, perbedaan ini dikarenakan sedikit atau banyaknya potensi yang dimilikinya. Perkembangan bahasa pada anak didorong oleh hasrat ingin berkomunikasi dengan orang lain dan untuk memahami dunia sekitar, anak-anak bercakap-cakap sambil melatih fungsi bicaranya. Kemajuan penguasaan bahasa oleh anak berlangsung sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan sekali yang disebabkan oleh bunyi huruf mati yang sulit dilafalkan dengan tepat dan baik. Meskipun anak sudah memiliki potensi untuk berbahasa, tetapi potensi itu tidak akan dapat tumbuh dan berkembang apabila tidak di dukung oleh lingkungannya. Potensi yang ada dalam diri anak memiliki kemungkinan untuk berkembang dan dapat diwujudkan apabila telah tiba waktunya, serta tersedianya kesempatan dan perangsang.


DAFTAR PUSTAKA

1. Agus Soejono, 1980. Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum. Bandung : CV.Ilmu

Minggu, 14 Juni 2015

ARTIKEL KREATIF

ARTIKEL 1KREATIF BERPIKIR BERKAT MUSIK
Alasan memilih artikel diatas:Menurut kelompok kami artikel ini sangat kreatif karena pada umumnya artikel tentang psikologi terlalu kaku dan banyak membahas masalah kejiwaan, mental dan penyakit-penyakit tentang berbagai macam gangguan kejiwaan. Dalam artikel ini dijelaskan bahwa melalui bermusik, anak akan mampu mengembangkan berbagai kecerdasan kognitif, emosi, dan kinestetik. Banyak orang tua yang belum mengerti tentang manfaat dari sebuah musik. Artikel ini menjelaskan bagaimana manfaat dari sebuah musik, mulai dari bayi dalam kandungan hingga balita yang berumur 5 tahun. Biasanya alunan musik klasik dapat membuat sel-sel otak janin pada ibu hamil menjadi lebih aktif.
Dijelaskan bahwa seorang anak yang berumur 5 tahun kebawah dapat mengembangkan kreativitas dan mengontrol emosinya melalui sebuah musik. Terdapat penelitian dan studi yang membahas soal manfaat yang anak dapatkan dalam bermusik, artikel ini dapat dibilang sebagai artikel yang kreatif dan memiliki bahasan yang menarik sehingga pembaca memiliki rasa penasaran untuk membaca dan memahami artikel ini. Artikel ini disajikan dalam bentuk yang singkat, jelas, dan mudah dipahami. Sehingga orangtua dapat menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari agar anaknya dapat memiliki berbagai macam kemampuan yang dihasilkan sebuah musik, sejak dini.
ARTIKEL 2PERKEMBANGAN TERBARU TERAPI DEPRESI VIA INTERNET
Alasan memilih artikel diatas:Alasan mengapa artikel tersebut menari bagi kelopok kami karena ditemukannya metode lain untuk mengatasi orang yang sedang mengalami depresi. Mungkin pada masa sebelumnya orang-orang yang sedang mengalami depresi hanya mengandalkan psikolog/psikiater atau hanya sekedar bercerita dengan orang-orang terdekat. Namun artikel ini mengatakan bahwa menangani orang yang mengalami depresi sekarang tidak hanya melalui psikolog/psikiater, melainkan melalui internet. Ini merupakan suatu yang baru juga di dunia psikologi. Ditambah lagi belum tentu semua orang yang mengalami depresi mampu untuk berkonsultasi dengan psikolog/psikiater karena memerlukan biaya yang tidak sedikit. Memangnya bisa menangani depresi melalui internet? Menurut kelompok kami, hal ini bisa saja dilakukan. Misal, melalui media sosial, tentu saja kita bertemu dengan banyak orang dengan berbagai macam latar belakang. Nah, di media sosial ini kita dapat membentuk suatu komunitas dimana anggotanya merupakan orang-orang yang sedang mengalami depresi. Mereka dapat menceritakan masalah mereka satu sama lain dan saling memberikan saran dan nasehat untuk mengurangi rasa depresinya. Ini juga membantu agar orang-orang yang sedang mengalami depresi tidak beranggapan bahwa hanya dialah yang sedang mengalami masa sulit, namun orang-orang di sekitarnya pun ada, sehingga mereka dapat bertukar pikiran mengenai masalahnya. Namun, menurut kami akan lebih efektif jika komunitas ini didampingi oleh satu atau beberapa orang yang ahli, seperti psikologi atau psikiater.
ARTIKEL 3HUMOR BUAT ANAK CERDAS & KREATIF
Alasan mengapa memilih artikel diatas:Alasan kelompok kami memilih artikel ini sebagai salah satu artikel yang kreatif adalah pemilihan topik dalam pembahasannya. Artikel ini mengungkapkan bahwa kecerdasan, ketrampilan, kreativitas, kemampuan bersosialisasi, rasa empati dan percaya diri, serta kemampuan menyelesaikan suatu masalah dapat meningkat hanya dengan mengajak anak-anak, terutama bayi tertawa. Hal ini sangat aneh karena biasanya untuk meningkatkan kecerdasan anak diperlukan belajar, belajar dan belajar. Sedangkan untuk meningkatkan rasa percaya diri anak dalam bersosialisasi biasanya orang tua di suruh untuk memasukkan anaknya ke sekolah sedini mungkin, atau di sekolah guru akan membagi murid-murid dalam kelompok-kelompok belajar. Namun ternyata hanya dengan hal yang mudah, yaitu tertawa, anak sedini mungkin sudah dapat ditingkatkan kecerdasan maupun kemampuan bersosialisasinya. Hal ini tentu saja menarik dan dapat dengan mudah dipraktekkan kepada anak-anak agar kehidupan keluarga lebih bahagia karena sering tertawa bersama. Kebenaran artikel ini tentu tidak perlu diragukan lagi sebab sudah disertakan juga pendapat dari psikolog anak yang juga seorang stand-up comedian, bahkan Ketua Laughmasters and Toastmasters International Club di Amerika Serikat, yaituLouis R. Franzini, PhD.
Anggota Kelompok:
– Gita Rachma
– Raden Sayid Fadhil
– Revisha Avenia
– Vennysya Noviyanty
– Widianita Susanti
Kelas : 1PA10
Mata Kuliah: Pengantar Kreativitas dan Keberbakatan
Fakultas : Psikologi
Jurusan: Psikologi
UNIVERSITAS GUNADARMA 2014/2015

MENGANALISA FILM

Future Life on Earth            Menurut kelompok kami, penemuan yang paling bermanfaat jika diterapkan dalam kehidupan adalah:
1. Anti-aging Pills2. Foot Power3. Floating CitiesAlasan mengapa kami memilih Anti-aging Pills sebagai penemuan yang paling bermanfaat diantara ketiga penemuan yang kami pilih karena bisa dibayangkan jika kita bisa hidup 10 tahun lebih lama, dan kita hidup dimana teknologi sudah sangat berkembang, kita dapat mengamati teknologi apa saja yang sedang diterapkan di dunia, bukan hanya mengamati, tetapi kita bisa juga untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemungkinan untuk Anti-aging Pills diterapkan dalam Indonesia bisa saja terjadi, karena jika ditinjau dari perkembangan ilmu kedokteran di Indonesia sudah cukup pesat dan ini memungkinkan jika penerapan Anti-aging Pills di Indonesia bisa saja terjadi. Penemuan ini akan lebih baik lagi jika ada dukungan dari pemerintah, dan tidak disalahgunakan oleh masyarakat Indonesia.
Penemuan kedua yang bermanfaat di kehidupan menurut kelompok kami adalah FootPower. Foot Power adalah pengambilan energi listrik yang dihasilkan dari pijakan kaki orang di tempat umum. Foot power dapat diletakan dimana saja, khususnya di tempat yang sering dilalui orang seperti taman, pintu masuk gedung-gedung, pintu masuk mall dan berbagai tempat umum lainnya. Dalam pengambilan energi yang dihasilkan dari foot power memberikan banyak sekali keuntungan, seperti penerangan lampu jalan, penerangan di daerah pedalaman atau terpencil dan berbagai hal yang berhubungan dengan listrik. Menurut kelompok kami penemuan ini dapat diterapkan di indonesia karena dengan adanya penemuan ini diharapkan pemerintah dapat memberikan energi listrik yang merata di seluruh indonesia tanpa mengeluarkan banyak uang dan lebih praktis dalam menghasilkan energi listrik. Hanya dengan satu pijakan yang bisa menguntungkan semua orang.
Dan yang terakhir adalah Floating Citie. Kami memilih Floating Cities untuk diterapkan di Indonesia  karena seringnya terjadi banjir di Indonesia, terutama Ibu kota negara kita, yaitu Jakarta. Alangkah menyenangkan bila Ibu kota Indonesia merupakan kota pertama yang dapat mengapung di atas air.
Keunggulan Floating Cities yang dapat mengapung di atas air ini sangatlah bermanfaat bagi Jakarta apabila diterapkan karena seringnya terjadi banjir di beberapa wilayah dalam frekuensi yang cukup sering. Sebut saja Jakarta Timur yang menjadi langganan banjir setiap musim hujan tiba, daerah yang menjadi titiknya tak lain adalah Cipinang Melayu, Jatinegara Barat, serta Matraman.
Di Indonesia sebenarnya sudah mengenal rumah yang dapat mengapung di atas air, bahkan sudah diterapkan di beberapa tempat wisata, seperti Wisma Apung di Pulau Karimun Jawa dan Rumah Apung di Bangsring, Banyuwangi. Tempat wisata ini menyajikan rumah-rumah yang mengapung di atas air laut dan keindahan bawah lautnya, namun tentu dengan membayar harga yang sudah ditarifkan. Kita pun ke tempat wisata ini harus dengan menggunakan perahu atau speedboat terlebih dahulu. SedangkanFloating Cities merupakan kota terapung dengan penduduk tetap, tidak lagi memerlukan perahu atau speedboat untuk menuju rumah Anda, serta tidak perlu membayar karena Anda dapat memiliki rumah Anda sendiri di kota ini.
Kota mengapung ini juga menawarkan segala sesuatu yang tersedia di kota Anda, termasuk rumah sakit, pusat perbelanjaan, pasar, sekolah/perguruan tinggi, bahkan taman kota. Rumah Anda akan aman dari banjir karena rumah Anda dapat mengapung di atas air bersama dengan kota anda. Tidak ada lagi kemacetan dan alasan terlambat ke kantor atau sekolah karena banjir.
Meskipun Floating Cities sangatlah menjanjikan dan mungkin untuk diterapkan di Indonesia, terutama Jakarta, namun tetap saja ada beberapa kendala untuk merealisasikannya. Terutama masalah ekonomi bangsa yang harus mencukupi dana pembuatan Floating Cities ini, kesiapan pemerintahan kemandirian politik yang kuat dan berkembang untuk mendukung penuh hal ini, serta kesiapan mental penduduk Jakarta untuk mendukung dalam penginterpretasian Floating Cities tersebut di kotanya. Yang tak kalah penting adalah perekrutan orang-orang ahli dalam bidang ini, terutama dukungan dan sponsor dari negara-negara maju di dunia.

Anggota Kelompok:
– Gita Rachma
– Raden Sayid Fadhil
– Revisha Avenia
– Vennysya Noviyanty
– Widianita Susanti
Kelas : 1PA10
Mata Kuliah: Pengantar Kreativitas dan Keberbakatan
Fakultas : Psikologi
Jurusan: Psikologi
UNIVERSITAS GUNADARMA 2014/2015

Jumat, 27 Maret 2015

Bumble-Sens Case

‘Bumble-Sens Case’, mungkin terdengar aneh untuk pertama kali. Sebenarnya apa sih‘Bumble-Sens Case’ itu?. ‘Bumble-Sens Case’ adalah produk yang diciptakan untuk melindungi gadget. Bukan hanya sekedar casing gadget biasa, ‘Bumble-Sens Case’ ini merupakan sebuah casing gadget yang bisa melindungi gadget konsumen dari benturan.‘Bumble-Sens Case’ dapat digunakan untuk melindungi gadget handphone, laptop, tablet, dll.
Ide terciptanya ‘Bumble-Sens Case’ adalah karena sekarang sebagian besar masyarakat menggunakan berbagai macam gadget dan pada umumnya gadget di zaman sekarang tidak tahan banting. Jika terkena benturan sedikit saja terkadang hang atau bahkan sampai rusak. Jadi, tentu saja sasaran produk ini adalah masyarakat yang sangat ‘menyayangi’ gadget-nya. Selain itu pemerintah juga berperan agar kami mendapatkan hak cipta atas terciptanya ‘Bumble-Sens Case’ ini.
Cara kerja ‘Bumble-Sens Case’ ini adalah ketika gadget jatuh dari ketinggian kurang lebih 25 meter atau gadget terkena benturan, maka ‘Bumble-Sens Case’ yang sudah dipasangkan pada gadget konsumen akan otomatis mengembang seperti bola, sehinggagadget aman dari benturan keras.
Nah, bagaimana sih proses pembuatan ‘Bumble-Sens Case’ itu sendiri?. Berikut ini adalah proses pembuatannya:
  1. Mencari bahan yang tepat untuk produk tersebut, mulai dari alat sensor, bahan case yang tahan air, dan bahan yang kuat terhadap benturan.
  2. Kemudian, casing diberi warna agar telihat lebih menarik.
  3. Selanjutnya, sensor terhadap benturan, tekanan, dan gravitasi bumi akan dibuat dalam ukuran mikro agar mudah disisipkan pada bagian casing.
  4. Setelah semua pemasangan selesai, akan dilakukan pengujian terhadap casing pada kekuatan tekanan, benturan, dan ketinggian yang berbeda-beda.
  5. Jika sudah lulus tahap pengujian, maka produk siap didistribusikan ke pasaran luas.
Harga yang ditawarkan untuk produk ini berkisar antara Rp 300.000 – Rp 450.000, bergantung pada jenis gadget yang akan diinginkan. Untuk pemesanannya sendiri dapat dipesan melalui web online yang sudah grup kami sediakan. Pengirimannya pun bisa dilakukan dengan menggunakan kurir jasa pengiriman barang yang sudah ditentukan.
Tentu saja agar produk ini dapat dikenal oleh masyarakat luas, kami akan meminta bantuan pemerintah agar produk ini diberikan hak cipta, sehingga sulit untuk orang-orang membuat produk serupa dengan ‘Bumble-Sens Case’ ini.
Setiap produk yang dibuat pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari diciptakannya produk ini antara lain, sudah pasti ‘Bumble-Sens Case’ ini akan melindungigadget konsumen dari benturan keras, dan dapat tahan benturan dan tekanan.  Selain itu,‘Bumble-Sens Case’ ini dapat dicustom sesuai dengan gadget yang konsmen inginkan dan mudah dibersihkan. Sedangkan kekurangannya antara lain, harganya yang relatif mahal dan radiasi terhadap tubuh cukup tinggi karena disertai dengan sensor, sehingga diharapkan agar tidak meletakkan gadget di dekat tubuh saat sedang tidur.
Sejauh apa ‘Bumble-Sens Case’ akan berkembang? Pastinya selama masyarakat masih menggunakan gadget, produk ini akan selalu dibutuhkan dan selama tidak ada pemalsuan terhadap produk ini.
Harapan ke depan untuk ‘Bumble-Sens Case’ sendiri adalah dapat diakui tidak hanya di masyarakat Indonesia saja, melainkan masyarakat internasional. Selain itu, diharapkan pemerintah juga dapat turut serta membantu dalam perlindungan hak cipta dan ahli sensor agar dapat meminimalisir plagiat yang menyebabkan kegagalan pada produk ini.
Anggota Kelompok:
– Gita Rachma
– Revisha Avenia
– Vennysya Novianty
– Widianita Susanti
Kelas : 1PA10
Mata Kuliah: Pengantar Kreativitas dan Keberbakatan
Fakultas : Psikologi
Jurusan: Psikologi
UNIVERSITAS GUNADARMA 2014/2015

Kamis, 19 Maret 2015

TUGAS PSIKOLOGI UMUM 2




 KETERANGAN
STIMULUS atau rangsangan, berupa obyek atau peristiwa tertentu, ada yang di sadari dan ada yang tidak di sadari. Agar dapat di sadari individu, stimulus harus cukup kuat. Walaupun perhatian individu cukup besar, tetapi bila stimulus tidak cukup kuat, maka stimulus itu tidak dapat di sadari sehingga tidak dapat di persepsi oleh manusia. Manusia memiliki AMBANG BATAS untuk menyadari adanya stimulus. Batas kekuatan minimal agar dapat menimbulkan kesadaran manusia dinamakan ambang absolut sebelah bawah atau ambang stimulus. Kurang dari ambang tersebut, stimulus tidak dapat disadari oleh manusia. Sedangkan kekuatan stimulus maksimal dinamakan ambang absolut sebelah atas atau ambang terminal. Setelah ada perhatian, manusia akan menyadari adanya stimulus yang ditangkap oleh ALAT INDERA (penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, serta indera ke-6). Stimulus kemudian dilangsungkan ke otak oleh syaraf sensoris dimana otak sebagai pusat susunan urat syaraf, terjadilah proses yang pada akhirnya membuat manusia dapat menyadari atau memersepsi stimulus yang diterima melalui alat indera. SENSASI ialah penerimaan stimulus lewat alat indera, sedangkan PERSEPSI adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak. (Mahmud, 1990:41) Persepsi dibedakan menjadi 2, yaitu persepsi visual (umum/sosial) dan persepsi individual (pribadi/khusus). Persepsi visual merupakan suatu proses melihat dimana pengalaman-pengalaman individu dihubungkan dengan benda yang sedang di lihat. Sedangkan persepsi bersifat individual karena hasil persepsi akan berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain.

2.    Faktor - Faktor Persepsi

Ø  Faktor Internal

a.      Alat Indera dan Pusat Susunan Syaraf
Alat indera atau reseptor berupa mata sebagai indera penglihatan, telinga sebagai indera pendengar, kulit sebagai indera peraba, hidung sebagai indera pembau, lidah sebagai indera pengecap, serta adanya indera ke-6 (extrasensory perception). Alat indera atau reseptor berfungsi untuk menerima stimulus. Sedangkan syaraf sensori berperan dalam meneruskan stimulus yang diterima reseptor, ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Supaya terjadi respons diperlukan juga syaraf motorik. 

b.      Perhatian
Agar terjadi proses persepsi diperlukan perhatian, yaitu proses atau tahap pertama sebagai persiapan mengadakan persepsi. Perhatian adalah pemusatan atau pengonsentrasian seluruh aktivitas individu pada satu atau sekumpulan objek. 

Ø  Faktor Eksternal

a.      Objek yang di Persepsi
Persepsi mengandaikan adanya objek yang di persepsi. Objek ini menimbulkan stimulus yang memicu atau merangsang alat indera atau reseptor. Walaupun sebagian besar stimulus itu datang dari luar, ada juga stimulus yang datang dari dalam individu yang memersepsi. 

b.      Nilai-Nilai dan Kebutuhan Individu
Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi. Suatu eksperimen di Amerika Serikat (Bruner & Godman, 1947; Carter & Schooler, 1949, dalam Fauti 1997) menunjukkan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga miskin memersepsikan mata uang logam lebih besar daripada ukuran yang sebenarnya. Gejala ini tidak terdapat pada anak-anak yang berasal dari keluarga kaya. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang memengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhan yang berbeda menyebabkan pula perbedaan persepsi. Misalnya, A dan B berjalan-jalan di suatu pusat pertokoan. A, yang kebetulan sedang lapar, memersepsikan kompleks itu sebagai sebuah tempat yang dipenuhi restoran-restoran yang menjajakan makanan lezat; sedangkan B yang sejak lama ingin membeli sebuah arloji, mengamati kompleks itu sebagai deretan toko kelontongan.



3.   Proses Perubahan Sensasi-Persepsi

Ø  Stimulus
Stimulus atau rangsang merupakan setiap aspek dari dunia luar yang secara langsung berpengaruh pada perilaku atau kesadaran manusia. Syarat stimulus agar dapat di respon atau di persepsi dan di sadari oleh individu yang menjadi sasarannya adalah stimulus harus cukup kekuatannya. Dengan demikian stimulus atau perangsang tersebut dapat di amati atau di respon oleh alat indera. Stimulus atau rangsang merupakan setiap aspek dari dunia luar yang secara langsung berpengaruh pada perilaku atau kesadaran manusia. Syarat stimulus agar dapat di respon atau di persepsi dan di sadari oleh individu yang menjadi sasarannya adalah stimulus harus cukup kekuatannya. Dengan demikian stimulus atau perangsang tersebut dapat di amati atau di respon oleh alat indera.

Ø  Transductive (Penerjemahan Makna)
Tranduksi (transductive) merupakan proses perubahan suatu bentuk energi ke dalam bentuk energi yang lain. Tranduksi menghasilkan potensial aksi yang mengalirkan informasi mengenai rangsangan melalui sistem syaraf ke otak. Ketika rangsangan ini sampai ke otak, informasi bergerak ke bagian yang berhubungan pada korteks serebrum. 

Ø  Brain : Primary Area
Bagian-bagian utama otak adalah otak depan, otak tengah, otak belakang, serta korteks. Korteks di bagi ke dalam empat area terpisah atau cuping, masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda: cuping frontal terkait kepribadian, emosi dan perliaku motorik; cuping parental berhubungan dengan persepsi dan pengalaman sensori; cuping occipital berhubungan dengan pengolahan informasi visual; dan cuping temporal berhubungan dengan mendengar dan berbicara.

Ø  Personalized Perception
Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam persepsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam persepsi akan dikemukakan karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam memersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antara individu satu dengan individu yang lain, karena persepsi bersifat individual. (Davidoff, 1981; Roger, 1956)



REFERENSI

Heru Basuki, A M (2008) Psikologi Umum. Jakarta: Gunadarma

King, L A (2010) Psikologi Umum, Sebuah Pandangan Apresiatif Jkt. Salemba Humanika

http://12012ras.blogspot.com/2013/07/persepsi-dan-sensasi.html?m=1





VENNYSYA NOVIANTY
NPM : 1A514989
KELAS : 1PA10