Laman

Rabu, 27 April 2016

Mental Retardation atau Intellectual Disabilities

Mata Kuliah                       : Kesehatan Mental

Nama Anggota Kelompok : Ajeng Septiana (10514662)
                                             Elisa (13514497)
                                             M. Rusydan Mairubi (17514537)
                                             Vennysya Novianty (1A514989)
Kelas                                  : 2PA01


Mental Retardation atau Intellectual Disabilities adalah suatu kelainan di awal masa perkembangan dalam konteks intelektual maupun fungsi penyesuaian pada hal konseptual, sosial, maupun praktik nyata. Terdapat 3 kriteria / ciri khusus dari Mental Retardation, yaitu:
1.      Keterbatasan di bidang intelektual seperti: masalah pada reasoning, problem solving, planning, abstract thinking, judgment, academic learning, dan learning from experience yang telah dikonfirmasi keterbatasannya melalui proses pengukuran klinis dan tes intelegensi strandar.
2.      Keterbatasan pada fungsi penyesuaian diri yang berakibat pada kegagalan pemenuhan standar perkembangan sosial-budaya untuk memenuhi kebebasan pribadi (kemandirian) maupun tanggung jawab sosial. Tanpa adanya dukungan ataupun penanganan yang  berkelanjutan, keterbatasan penyesuaian ini akan membatasi keberfungsian dari satu bahkan beberapa hal dalam aktivitas sehari-hari, seperti: komunikasi, patisipasi sosial dan kemampuan hidup mandiri / bebas di lingkungan rumah, sekolah, tempat kerja maupun dalam komunitas.
3.      Awal mula keterbatasan intelektual dan penyesuian tersebut terjadi dalam masa perkembangan.
Berikut merupakan tingkat keparahan Mental Retardation / Intelektual Disabilities:
-          Mild / Ringanbila nilai IQ berkisar 70-55/50. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua di sekolah. Mulai tampak gejala pada usia sekolah dasar, misalnya sering tidak naik kelas, selalu memerlukan bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi. Bisa mencapai kemampuan membaca sampai kelas 4-6. Meskipun memiliki kesulitan membaca, tetapi mereka dapat mempelajari kemampuan pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memerlukan pengawasan dan bimbingan serta pendidikan dan pelatihan khusus. Biasanya tidak ditemukan kelainan fisik, tetapi mereka bisa menderita epilepsi. Mereka seringkali tidak dewasa dan kapasitas perkembangan interaksi sosialnya kurang. Mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru dan mungkin memiliki penilaian yang buruk dan jarang melakukan penyerangan yang serius, tetapi bisa melakukan kejahatan impulsif.
Domain Conceptual
Pada anak-anak prasekolah, mungkin tidak ada perbedaan konseptual yang jelas. Namun pada masa sekolah menuju dewasa, terdapat kesulitan dalam menerima pelajaran dan terdapat perbedaan kemampuan dengan rekan seumurannya. Pada masa dewasa, kemampuan berfikir abstrak, berfikir terencana, memori jangka pendek, atau segala yang mencakup kemampuan akademis mengalami gangguan.
Domain Social
Dibandingkan dengan teman seumurannya, kemampuan individu ini berinteraksi belum sempurna, sebagai contoh individu akan kesulitan memaknai apa yang rekannya lakukan (bermain, ngobrol, dll) individu akan sulit memaknai emosi dan perilaku apa yang rekan sejawatnya sampaikan.
Domain Practical
Dalam mengerjakan tugas harian yang kompleks, individu masih membutuhkan bantuan orang lain. di masa dewasa kebutuhan bantuan meliputi membeli keperluan makanan, transportasi, menjaga anak dan lingkungan rumah, memberi nutrisi yang baik untuk keperluan makan, perbankan dan menejemen keuangan

-          Moderate / Sedang, bila nilai IQ berkisar antara 55/50 – 40/35. Sudah tampak sejak anak masih kecil dengan adanya keterlambatan dalam perkembangan, misalnya perkembangan bicara atau perkembangan fisik lainnya. Anak hanya mampu dilatih untuk merawat dirinya sendiri. Pada umumnya tidak mampu menyelesaikan pendidikan dasarnya. Dengan latihan dan dukungan dari lingkungannya, mereka dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu.
Domain Conceptual
Selama masa perkembangan, kemampuan konseptual individu mengalami ketertinggalan di banding rekan-rekannya. Asisten sangat di butuhkan untuk membantu individu tersebut menjalani seluruh aktivitas yang membutuhkan pola berpikir (conceptual meaning). Bahkan sang asisten dibutuhkan di sepanjang masa hidup individu tersebut
Domain Social
Kemampuan bersosialisasi dengan rekan seumurannya sangat dibatasi oleh kemampuan komunikasi yang sangat terbatas. Dibutuhkan bantuan komunikasi agar kemampuan bersosialiasi berjalan baik.
Domain Practical
Individu dapat melakukan keperluannya sehari- hari seperti makan, berganti pakaian, dan mandi seperti orang dewasa, tetapi dalam permasalahan keperluan yang kompleks individu masih sangat membutuhkan bantuan dari orang lain, harus selalu di ingatkan agar individu dapat mandiri dalam menjalani keperluan lain

-          Severe / Parah, bila nilai IQ berkisar antara 40/35 – 25/20. Sudah tampak sejak anak lahir, yaitu perkembangan motorik yang buruk dan kemampuan bicara yang sangat minim  namun dapat dilatih meskipun agak lebih susah dibandingkan dengan MR sedang. Hanya mampu untuk dilatih belajar bicara dan keterampilan untuk pemeliharaan tubuh dasar. Sudah tampak sejak anak lahir, biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara atau memahami.
Domain Conceptual
Pencapaian konsep berpikir sangat terbatas, dibutuhkan pengasuh selama masa hidupnya untuk menjalani kegiatan sehari-hari.
Domain Social
Kata yang dapat diucapkan sangat terbatas, bahasa yang terucap saat berbicara hanya bisa satu kata. Interaksi yang di lakukan oleh keluarga atau orang terdekat sangat dibutuhkan untuk kebahagiaan individu.
Domain Practical
Dalam hal ini interaksi yang di lakukan oleh keluarga atau orang terdekat sangat dibutuhkan untuk kebahagiaan individu. individu membutuhkan bantuan dari seluruh kegiatan sehari-hari individu, membutuhkan arahan dari seluruh kegiatan yang di lakukan, individu tidak dapat bertanggung jawab atas segala tidakannya

-          Profound / Mendalam, bila nilai IQ berada di bawah 25/20. Sudah tampak sejak anak lahir, biasanya tidak dapat belajar berjalan, berbicara atau kurang kemampuan memahami.
Domain Conceptual
Individu memiliki beberapa koordinasi otot & berbicara. Kemampuan merawat diri sangat terbatas.
Domain Social
Individu hanya dapat membaca pesan gestural yang ringan saja, kebanyakan cara komunikasi invidivu menggunakan pesan non verbal
Domain Practical
individu sangat membutuhkan pengasuh di setiap kegiatannya karena kemungkinan keterbatasan tidak dapat berjalan dan berbicara sangat tinggi
Ø  Fitur Diagnosa
Ciri khas pokok dari intellectual disabilities ini adalah keterbatasan dalam kemampuan mental umum (kriteria A), gangguan penyesuaian fungsi dalam kehidupan sehari-hari (kriteria B), dan bermula pada masa awal perkembangan (kriteria C). Diagnosa untuk intellectual disabilities ini didasarkan pada pengukuran klinis dan tes intelektual standar serta fungsi penyesuaian diri.
            Kriteria A menjurus pada fungsi intelektual yang menyangkut hal-hal sebagai berikut: reasoning, problem solving, planning, abstract thinking, judgment, learning from instruction and experience, danpractical understanding. Komponen-komponen pentingnya meliputi: verbal comprehension, working memory, perceptual reasoning, quantitative reasoning, abstract thought, dan cognitive efficacy.  
            Keterbatasan dalam fungsi penyesuaian (kriteria B) menjurus pada bagaimana baiknya seeorang memenuhi standar masyarakat pada hal kemandirian dan tanggungjawab sosial, dalam perbandingan dengan orang lain yang meemiliki umur sama dan latarbelakang sosial-budaya yang mirip. Keberfungsian penyesuaian meliputi penalaran adaptive dalam 3 domain, yaitu: konseptual, sosial, dan praktik. Domain konseptual / akademik meliputi kompentensi dalam hal memori, bahasa, membaca, menulis, penalaran matematika, akuisisi pengetahuan praktis, pemecahan masalah, dan penilaian dalam situasi di antara orang-orang. Domain sosial meliputi kesadaran tau perhatian atas pemikiran, perasaan dan pengalaman seperti empati, keterampilan komunikasi interpersonal, kemampuan berteman, penilaian sosial di antara banyak orang. Sedangkan domain praktik meliputi pembelajaran dan managemen diri dalam kehidupan sehari-hari seperti perawatan diri, tanggung jawa kerja, managemen keuangan, rekreasi, managemen diri dalam hal perilaku dan pengorganisasian tugas dengan orang lain. Kapasitas intelektual, pendidikan, motivasi, sosialisasi, fitur diri, kesempatan kejuruan, pengalaman budaya yang berjalan bersamaan dengan kelainan mental berpengaruh pada fungsi penyesuaian diri.
            Keberfungian penyesuaian diri dapat diukur menggunakan evaluasi klinis dan individual, kesesuaian budaya, serta pengukuran psikometrik. Pengukuran standar digunakan dengan informan yang memiliki kedekatan dengan orang yang memiliki kelaian intelektual tersebut ataupun seseorang yang berpengetahuan (ex: orangtua, anggota keluarga, guru, konselor, maupun penyedia jasa pelayanan). Sumber lain bisa juga meliputi pendidikan, perkembangan, medis, dan evaluasi keksehatan mental. Skor dari pengukuran standar dan skor interview harus diinterpretasikan menggunakan penilaian klinis.
            Dukungan atau penanganan pada kriteria B sangat dibutuhkan dalam rangka memadai performa baik orang tersebut dalam suatu lingkungan seperti di rumah, sekolah, tempat kerja maupun komunitas.  Kriteria C bermula diawal masa perkembangan yang menjurus pada pengakuan bahwa keterbatasan intelektual dan penyesuaian diri terjadi saat masa kanak-kanak dan remaja.
Ø  Asosiasi Fitur Pendukung Diagnosis
Disabilitas intelektual adalah kondisi heterogen dengan beberapa penyebab. Terdapat kesulitan pada penilaian sosial;  risiko; perilaku, emosi, atau hubungan interpersonal; atau motivasi di sekolah atau lingkungan kerja. Kurangnya keterampilan komunikasi dapat mempengaruhi perilaku agresif. Penyandang disabilitas intelektual yang kurang dalam kesadaran akan resiko dan bahaya sering kali menjadi korban eksploitasi oleh orang lain dan memungkinkan menjadi korban penipuan, keterlibatan kriminal dan risiko kekerasan fisik dan seksual. individu dengan diagnosis disabilitas intelektual yang didasari gangguan mental beresiko untuk bunuh diri. Mereka berpikir tentang bunuh diri, melakukan upaya bunuh diri, dan kematian pada diri mereka. Dengan demikian, screening untuk pemikiran bunuh diri sangat penting dalam proses penilaian. Karena kurangnya kesadaran risiko dan bahaya, dapat meningkatkan angka kecelakaan dan kematian.
Ø  Pengembangan
Disabilitas intelektual  berkembang pada masa perkembangan. Usia dan karakteristik tergantung pada etiologi dan tingkat gangguan disfungsi otak. Motorik yang tertunda, bahasa, dan tonggak sosial dapat diidentifikasi pada 2 tahun pertama kehidupan  pada penyandang disabilitas intelektual yang lebih berat, sementara pada tingkat ringan mungkin tidak dapat diidentifikasi hingga usia sekolah, di saat kesulitan pada akademik muncul. Untuk anak-anak dan orang dewasa, dukungan sosial berpengaruh penuh dalam kehidupan sehari –hari sehingga dapat meningkatkan fungsi adaptif.
Ø  Risiko dan Faktor prognostik
Genetik dan fisiologis. Genetik misalnya urutan variasi atau salinan jumlah varian yang melibatkan satu atau lebih gen (gangguan kromosom), kesalahan metabolisme bawaan, kelainan otak, penyakit ibu (termasuk penyakit plasenta), dan pengaruh lingkungan (misalnya, alkohol, obat-obatan lain, racun, teratogen). Penyebab postnatal termasuk cedera iskemik hipoksia, trauma cedera otak, infeksi, gangguan demielinasi, gangguan kejang (misalnya, kejang infantil), sindrom metabolik berat dan deprivasi sosial kronis, dan intoksikasi (Misalnya, timbal, merkuri).
Ø  Isu Relasi Gender dan Diagnosis
Secara keseluruhan dalam melakukan diagnosis, pria lebih berpeluang dibandingkan perempuan (rata-rata Rasio perempuan laki-laki 1,6: 1) dan berat (rata-rata laki-laki: perempuan rasio 1,2: 1). Namun, pada beberapa penelitian rasio jenis kelamin ini bervariasi.
Ø  Perbedaan diagnosa
-          Gangguan Neurokognitif Besar dan Ringan.
Cacat intelektual dikategorikan sebagai gangguan perkembangan saraf dan berbeda dari gangguan neurokognitif, yang ditandai dengan hilangnya fungsi kognitif. Gangguan neurokognitif utama yang dapat terjadi dengan cacat intelektual (misalnya, seorang individu dengan down syndrome yang mengembangkan penyakit Alzheimer, atau individu dengan cacat intelektual yang kehilangan kapasitas kognitif lebih lanjut menyusul cedera di kepalanya). Dalam kasus tersebut, diagnosis cacat intelektual dan gangguan neurokognitif akan mungkin diberikan.
-          Gangguan Komunikasi dan Gangguan Belajar Tertentu.
Ini gangguan perkembangan saraf khusus untuk komunikasi dan pembelajaran domain dan tidak menunjukkan defisit dalam perilaku intelektual dan adaptif. Mereka mungkin terjadi dengan cacat intelektual. Kedua diagnosis dibuat jika kriteria terpenuhi untuk cacat intelektual dan gangguan komunikasi atau gangguan belajar tertentu.
-          Spektrum Gangguan Autisme.
Cacat intelektual adalah umum di antara individu dengan gangguan spektrum autisme. Penilaian yang tepat dari fungsi intelektual dalam gangguan spektrum autisme adalah penting, dan dengan penilaian ulang di periode perkembangan, karena nilai IQ dalam gangguan spektrum autisme mungkin tidak stabil, terutama pada anak usia dini.

Berikut ini ada beberapa link video  yang dapat menambah pengetahuan kita mengenai Intellectual Disabilities :



Berikut ini ada sebuah film yang menceritakan kehidupan seorang ayah dengan Mental Retardation, yang berjudul "I am Sam". Film ini berkisah tentang bagaimana sulitnya menjadi seorang ayah (Sam)yang sempurna di mata orang lain, yaitu putrinya sendiri (Sam), teman-temannya dan yang utama adalah di mata petugas sosial negara tersebut (Los Angeles). Cukup sulit bagi Sam untuk meyakinkan petugas sosial bahwa ia ayah yang mampu mendidik dan membesarkan putrinya seperti anak lainnya. Hal ini dikarenakan Sam memiliki mental retardation (MR), sehingga mereka menganggap Sam tidak mampu mengasuh dan memberikan pendidikan yang layak kepada Lucy dengan intelegensi Sam yang hanya setara dengan anak usia tujuh tahun . Jika dilihat dari karakteristik yang dimiliki Sam, kemungkinan Sam berada dalam kategori cacat mental mild. Sebab dia sendiri sudah mampu merawat diri sendiri, sudah dapat dididik, secara fisik tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan orang normal, hanya saja dia memiliki kekurangan dalam koordinasi, kekuatan dan cara berbicara lambat dan kurang jelas. Keterbatasan – keterbatasan tersebut menyebabkan dalam kehidupan sehari – hari mereka bergantung pada orang lain, termasuk Sam. Dalam kasus ini, keterbatasan tersebut bukan hanya berpengaruh pada dirinya saja, melainkan juga banyak mempengaruhi kehidupan putrinya. Dengan intelegensi yang hanya setara dengan anak usia tujuh tahun tentu dianggap akan menghambat pendidikan putrinya. Sebab dapat dikatakan bahwa intelegensi Sam akan berada di bawah intelegensi putrinya kelak. Selain itu, para petugas sosial juga menganggap bahwa Sam hanya mampu mempelajari hal tertentu saja. Hal ini terlihat pada saat di pengadilan, pihak petugas sosial mengatakan bahwa Sam tidak akan mengerti kebutuhan Lucy saat remaja nanti. Padahal, faktanya belajar dan berkembang dapat terjadi seumur hidup bagi semua orang. Maka, siapapun dapat mempelajari sesuatu, hanya saja bagi Sam proses pembelajaran tersebut jauh lebih lama dibanding orang normal. Dalam kasus ini, motivasi cukup berperan penting dalam setiap usaha belajar yang dilakukan oleh Sam. Dia tidak mudah learned helpless dalam menghadapi masalah yang dihadapinya, meskipun dia pernah mengalami putus asa tapi dia masih dapat bangkit kembali.Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa retardasi yang diderita oleh Sam masih dapat dikategorikan dalam kelompok mild. Hal ini dapat kita lihat dari batasan kemampuan yang dimiliki Sam. Dia sudah mampu merawat diri sendiri dan juga tidak begitu bergantung pada orang lain. Selain itu, yang paling menonjol adalah kemampuan interaksi sosial Sam tidak begitu buruk. Dia memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja, putrinya, teman wanita dan juga memiliki aktivitas kelompok

Trailer Film I am Sam (2001): 




DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) 
https://junteq.wordpress.com/2010/03/09/film-i-am-sam-dari-kacamata-psikologi/

Rabu, 13 April 2016

KESEHATAN MENTAL MENURUT ROGERS

KESEHATAN MENTAL 

Rogers mengemukakan bahwa kepribadian seseorang berdasarkan pada konsep mengenai dirinya sendiri, konsep diri ini meliputi semua aspek dalam keberadaan dan pengalaman seseorang yang disadari oleh individu tersebut. Konsep diri yang sudah terbangun tidak mungkin tidak membuat perubahan sama sekali, biasanya perubahan akan lebih mudah terjadi jika ada penerimaan dari orang lain yang kana membantu seseornag untuk mengurangi kecemasan dan ancaman serta untuk mengakui dan menerima pengalaman-pengalaman yang sebelumnya ditolak. Kemudian ada juga diri ideal, yang didefinisikan sebagai pandangan seseorang atas dirinya sesuai dengan yang diharapkannya. Diri ideal ini biasanya hal-hal positif yang diinginkan individu untuk dimilikinya. Perbedaan yang besar antara konsep diri dan diri ideal individu tersebut akan membuat kepribadiannya tidak sehat, sebaliknya individu yang sehat akan melihat sedikit saja perbedaan antara konsep dirinya yang sudah ada dengan diri ideal yang diharapkannya.
Menurut Rogers, perkembangan kesehatan mental individu yang menjadi seorang manusia dengan membuat kontak dengan orang lain, dimana penghargaan positif orang lain tersebut pada individu akan juga menumbuhkan penghargaan yang positif dalam diri individu tersebut sehingga membuat individu menjadi manusia yang otonom dan mampu bertahan dengan dirinya sendiri. Namun sayangnya tidak semua manusia dapat menjadi manusia yang sehat (memiliki kepribadian yang sehat), hal ini dikarenakan banyak manusia yang mengalami hambatan atas pertumbuhan psikologisnya yakni penghargaan bersyarat, inkongruensi, sikap defensive, dan disorganisasi. Penghargaan bersyarat dan evaluasi eksternal ini dapat berakibat pada kecemasan, ancaman, serta menghambat manusia untuk merasakan penerimaan positif yang tidak bersyarat. Inkongruensi muncul saat seseorang merasakan ketidakselarasan antara konsep diri dan diri idealnya sehingga menjadikan dirinya defensive serta menggunakan distorsi dan penyangkalan sebagai usaha untuk mengurangi inkongruensi tersebut. Sementara itu, manusia akan mengalami disorganisasi jika distorsi dan penyangkalan tadi tidak cukup untuk menahan ingkongruensi yang dirasakannya.
Selain itu, Rogers juga memberikan ciri orang yang memiliki kepribadian sehat yakni orang-orang yang dapat berfungsi sepenuhnya yang disebutnya sebagai manusia masa depan, yaitu:
a)      Lebih mudah beradaptasi
b)      Lebih terbuka atas pengalaman-pengalamannya karena kepercayaannya terhadap diri organismiknya
c)      Kecenderungan untuk hidup sepenuhnya di masa sekarang
d)      Tetap percaya terhadap kemampuannya sendiri untuk merasakan hubungan yang harmonis dengan orang lain
e)      Lebih terintegrasi, lebih utuh, tanpa batasan-batasan buatan antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar ataupun tidak.
f)       Mempunyai kepercayaan kepada kemanusiaan
g)      Lebih menikmati kekayaan hidup daripada orang lain

DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Feist.J. & Feist.G.J. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.

KESEHATAN MENTAL MENURUT MASLOW

KESEHATAN MENTAL 

Teori kepribadian Maslow dibuat berdasarkan beberapa asumsi dasar mengenai motivasi. Pertama adalah motivasi mempengaruhi keseluruhan dari seseorang. Kedua, motivasi biasanya kompleks dan terdiri dari beberapa hal, ini menunjukkan bahwa tingkah laku seseorang itu dipengaruhi oleh beberapa motivasi. Ketiga adalah orang-orang termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhannya. Keempat, semua orang di motivasi oleh karena memiliki kebutuhan-kebutuhan yang sama. Kelima, kebutuhan-kebutuhan yang dapat memeotivasi seseorang ini dapat dibentuk menjadi hierarki. Asumsi-asumsi ini menjadikan bahwa kepribadian seseorang yang sehat adalah seseorang yang telah terpenuhi kebutuhan-kebutuhannya atau disebut hierarki kebutuhan, hal ini juga berarti bahwa perkembangan kesehatan mental seseorang sangatlah bergantung pada pemenuhan-pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dalam hidupnya. Adapun konsep hierarki kebutuhan Maslow ini beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di level terendah harus dipenuhi untuk sebelum memenuhi kebutuhan-kebutuhan di level tertingginya. Berikut ini penjabaran kebutuhan-kebutuhan dasar manusia menurut Maslow:
1)      Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan manusia terhadap hal-hal jasmaniah, berupa makanan, air, udara, tidur, seks, dan lainnya yang sangat penting bagi kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan ini merupakan yang paling mendasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia.
2)      Kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan jaminan, stabilitas, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan, serta perlindungan agar dapat melangsungkan hidup dengan baik dan tenang.
3)      Kebutuhan akan rasa cinta
Kebutuhan ini menginginkan adanya perasaan dicintai dan mencintai terhadap orang lain, seperti orang tua, saudara, teman, sahabat, kekasih, anak, dan lain sebagainya. Kebutuhan ini dipenuhi dengan membangun hubungan yang baik, penuh perhatian dan akrab, bahkan intim dengan orang-orang di sekelilingnya.
4)      Kebutuhan akan penghargaan diri
Kebutuhan ini menginginkan adanya perasaan dihargai dan dihormati oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri. Orang lain tidaklah dapat menghargai bila seseorang belum bisa menghargai dirinya sendiri.
5)      Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dalam diri manusia, kebutuhan ini akan mendorong manusia untuk mengembangkan potensi-potensi yang ia miliki dan menjadi sesuai dengan apa yang dimiliki tersebut. Namun apabila kebutuhan ini tidaklah terpenuhi mensi kebutuhan-kebuthan di bawahnya telah terpenuhi, Maslow mengatakan bahwa manusia akan merasa kecewa, tidak tenang dan tidaklah puas dalam kehidupannya. Hal ini berarti bila tidak terpenuhinya kebutuhan untuk aktualisasi diri akan menjadikan manusia tersebut tidaklah sehat kepribadiannya karena ia tidak memiliki damai dan sukacita dalam menjalani kehidupannya.
Selain lima kebutuhan dasar (hierarki kebuthan) yang disebut kebutuhan konatif ini, Maslow juga mengidentifikasi tiga kategori kebutuhan lainnya yakni estetika (keindahan dan keteraturan), kognitif (mengetahui, memahami, serta memecahkan suatu misteri) dan neurotic (gaya hidup yang tidak sehat dan tidak adanya keinginan untuk aktualisasi diri). Dimana terpenuhinya kebutuhan estetika dan kognitif akan sejalan dengan tercapainya kesehatan psikologis (memiliki kepribadian yang sehat), sebaliknya bila tidak terpenuhi seseorang tidaklah dapat dikatakan sehat. Sedangkan kebutuhan neurotic akan mengarah kepada ketidaksehatan psikologis seseorang, baik bila kebutuhan ini terpenuhi ataupun tidak terpenuhi.
Sementara itu Maslow memberikan 15 karakteristik dari orang-orang yang mampu memenuhi kebutuhan aktualisasi diri yang berarti memiliki kepribadian yang sehat, yakni:
a)      Mempunyai persepsi akan kenyataan yang lebih efisien
b)      Menerima diri sendiri, orang lain dan alam
c)      Memiliki spontanitas, kesederhanaan, dan kealamian
d)      Melakukan pendekatan yang berpusat pada masalah dalam kehidupannya
e)      Mempunyai kebutuhan akan privasi
f)       Memiliki kemandirian
g)      Melakukan penghargaan dengan cara yang selalu baru
h)      Mengalami pengalaman-pengalaman puncak
i)        Memiliki ketertarikan sosial
j)        Memiliki hubungan interpersonal yang kuat
k)      Memiliki sikap demokratis
l)        Mempunyai kemampuan membedakan antara cara dan tujuan
m)    Memiliki rasa humor dan filosofis
n)      Mempunyai kreativitas
o)      Tidak mengikuti enkulturasi

DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Feist.J. & Feist.G.J. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.
https://ayumutiara30.wordpress.com/2015/03/30/teori-kepribadian-sehat-abraham-maslow/

KESEHATAN MENTAL MENURUT FROMM

KESEHATAN MENTAL 

Menurut Fromm, kepribadian adalah sesuatu yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan sosial yang mempengaruhi individu dalam masa kanak-kanak dan juga oleh kekuatan-kekuatan historis yang telah mempengaruhi perkembangan spesies manusia. Dimana kekuatan-kekuatan sosial disini bergantung pada kodrat masyarakat yang dipandang Fromm sebagai kunci untuk memahami dan mengubah kepribadian manusia. Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan karena itu dia percaya bahwa kesehatan jiwa harus didefinisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan masyarakat. Suatu masyarakat yang sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan menghalangi pertumbuhan yang terjadi dalam setiap individu. Sebaliknya, masyarakat yang membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta satu sama lainnya, menjadi produktif dan kreatif, mempertajam tenaga pikiran dan objektifitasnya sehingga mempermudah timbulnya individu-individu yang berfungsi sepenuhnya.
Fromm menyebutkan kepribadian sehat dengan orientasi produktif, dan terdapat empat segi tambahan yakni cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagiaan dan suara hati. Fromm juga memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat, orang yang mencintai dengan seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dan berakar di dunia, subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan yang tidak jelas. Pedoman kepribadian sehat untuk tingkah laku yang bersifat internal dan individual. Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan:
1. need for relatedness, kebutuhan ini mendorong manusia untuk bersatu dengan orang lain melalui kepasrahan, kekuasaan, dan cinta.
2. need for identity, kebutuhan manusia untuk mengungguli keberadaan pasif mereka dan menciptakan atau menghancurkan kehidupan.
3. need for transcendence, kebutuhan akan struktur konsisten dalam hidup manusia.
4. need for rootedness, kebutuhan akan kepekaan identitas untuk memahami diri sebagai subyek atau obyek.
5. frame of orientation and devotion, kebutuhan untuk konsisten melihat dunia.
                                                                                                                                                                     Orang yang sehat secara psikologis memperoleh sindrom pertumbuhan, yang mencakup;
1.       kebebasan positif atau aktifitas spontan dari kepribadian yang utuh.
2.       biofilia atau cinta berhasrat akan kehidupan.
3.       cinta akan sesama manusia.
Akan tetapi, ada orang lain yang hidup secara nonproduktif dan memperoleh sesuatu dengan menerima segala sesuatu secara pasif, mengeksploitasi orang lain, menimbun sesuatu, dan menawarkan atau menukar sesuatu, termasuk diri mereka sendiri. Orang-orang yang sakit, secara ekstrem termotivasi oleh sindrom pembusukan, yang mencakup;
1.       nekrofilia atau cinta akan kematian.
2.       narsisme berat atau tergila-gila pada diri sendiri.
3.       simbiosis inses atau kecenderungan untuk tetap terikat dengan seseorang yang keibuan atau sepadannya.

DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Feist.J. & Feist.G.J. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.

KESEHATAN MENTAL MENURUT ALLPORT

KESEHATAN MENTAL 

Menurut Allport, kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang menentukan perilaku dan pikiran orang tersebut. Dikatakan organisasi dinamis berarti dimana kepribadian dapat terus berkembang dan berubah-ubah sesuai dengan sistem psikofisik, yakni aspek dari psikologis maupun fisiknya, yang akan menentukan apapun yang dilakukan oleh orang tersebut. Sementara itu orang yang sehat secara psikologis akan termotivasi dari proses-proses sadar dimana mereka lebih fleksibel dan mandiri bertindak secara sadar terhadap lingkungannya dan mampu membuat lingkungannya merespon dirinya. Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma atau konflik-konflik pada masa kanak-kanak saja, namun pandangan orang yang sehat adalah ke depan kepada peristiwa-peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada persitiwa-peristiwa masa kanak-kanaknya. Allport menulis, “memiliki tujuan-tujuan jangka panjang yang dilihat sebagai pusat dari kehidupan pribadi seseorang, membedakan manusia dari bintang, orang dewasa dari anak-anak, dan dalam banyak hal kerpibadian yang sehat dari kepribadian yang sakit”. Kemudian Allport juga mengidentifikasikan enam kriteria kepribadian yang matang (sehat) yakni;
1. perluasan perasaan diri, dimana seseorang bukan hanya terpusat pada dirinya sendiri tapi juga terhadap lingkungan sekitarnya sehingga dapat berpartisipasi dalam aktivitas di luar diri mereka.
2. hubungan yang hangat dengan orang lain, dimana seseorang memiliki kapasitas untuk mencintai dengan intim tanpa posesif dan egois, serta mudah simpatik terhadap orang lain.
3. keseimbangan emosional dan penerimaan diri apa adanya.
4.  realistis terhadap dunia.
5. insight dan humor, pemahaman terhadap diri sendiri sehingga tidak mempunyai selera humor yang kasar terhadap orang lain.
6. filosofi kehidupan yang integral, dimana seseorang memiliki pandangan yang jelas mengenai tujuan hidupnya.
Perkembangan kesehatan mental menurut Allport dapat dijelaskan dengan perkembangan proprium yang merujuk pada perilaku dan karakeristik manusia itu sendiri. Proprium ini berkembang dari masa bayi hingga masa remaja dan berlangsung dalam 7 tahapan. Tahap pertama adalah munculnya identitas diri jasmaniah pada usia kira-kira 15 bulan. Tahap kedua, munculnya perasaan identitas diri yaitu nama dirinya sendiri. Tahap ketiga, munculnya harga diri. Tahap keempat yaitu perluasan diri yang muncul di usia sekitar 4 tahun. Tahap kelima adalah gambaran diri. Tahap keenam muncul setelah anak mulai sekolah yakni diri sebagai pelaku rasional. Tahap terakhir atau ketujuh timbul di masa remaja (pubertas) yakni perjuangan proprium dimana pencarian ini mendorong seseorang untuk memiliki kepribadian yang matang (sehat). Dalam tahapan-tahapan ini, bila terjadi suatu kegagalan atau kekecewaan yang hebat dalam setiap tahapnya dapat melumpuhkan tahapan berikutnya serta menghambat terjadinya harmonisasi dalam proprium.

DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Heru. 2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Feist.J. & Feist.G.J. 2010. Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.