Laman

Rabu, 23 Maret 2016

KONSEP SEHAT MENURUT 2 ALIRAN BESAR PSIKOLOGI

ALIRAN PSIKOANALISIS  
Tokoh pendiri aliran ini adalah Sigmund Freud (1856-1939). Selain Freud, ada beberapa orang yang di pandang sebagai pengikut aliran psikoanalisis diantaranya: Alfred Adler, Carl Jung, Karen Horney, Erich Fromm, Harry Stack Sullivan. Freud mengumpamakan pikiran manusia sebagai fenomena gunung es.
Bagian kecil yang nampak diatas permukaan air menggambarkan pengalaman alam sadar, sedangkan bagian yang jauh lebih besar di bawah permukaan air menggambarkan alam bawah sadar seperti impuls, ingatan, nafsu dan hal lain yang mempengaruhi pikiran dan perilaku.

Tiga struktur kepribadian menurut Freud :
Ø  Id/Das es/The id/aspek biologis
Bersifat warisan genetik dan bawaan sejak lahir, bekerja berdasarkan prinsip kesenangan dan selalu ingin dipuaskan. Id merupakan struktur kepribadian yang paling primitif, instinktif (yang berusaha untuk memenuhi kepuasan insting) dan merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang. Id merupakan libido murni atau energi psikis yg bersifat primitif, irrasional,berkarakter seksual dan orientasinya bersifat fantasi (maya), yang secara instingtual menentukan proses-proses tanpa sadar.
Ø  Ego/Das Ich/The Ego/aspek psikologis
Ego merupakan sistem kepribadian yang terorganisasi, rasional dan bekerja berdasarkan prinsip realitas. Ego seringkali disebut “pengatur ” (executive) kepribadian karena perannya dalam membuat keputusan tentang insting-insting mana yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya untuk menyalurkan energi-energi id ke saluran yang dapat diterima secara sosial. Ego berkembang antara usia 1 dan 2 tahun, saat si anak pertama kali menghadapi lingkungan. Ego berperan sebagai mediator(perantara) atau yang menjembatani antara id (keinginan yang kuat untuk mencapai kepuasan) dengan kondisi lingkungan atau dunia luar yang diharapkan.
Ø  Super Ego/Das Ueber/aspek sosiologis
Merepresentasikan suara hati atau hati nurani seseorang, beroperasi berdasarkan prinsip realisme moral. Superego lebih mengarah kepada kesempurnaan dari pada kesenangan. Bekerja berdasarkan prinsip moralitas dan nilai atau norma masyarakat yang menentukan benar atau salah, pantas atau tidak pantas. Merupakan diferensiasi akhir struktur kepribadian, yang berkembang pada usia 3 atau 5 tahun. Pada usia ini anak belajar untuk memperoleh hadiah (reward) dan menghindari hukuman(punishment) dengan cara mengarahkan tingkah lakunya yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan  atau  keinginan orang tuanya. Jadi, di dalam superego komponen moral kepribadian terdiri dari dua subsitem, yaitu: kata hati (yang menghukum tingkah laku yang salah) dan ego ideal (yang mengganjar tingkah laku yang baik).

Konsep Sehat Menurut Aliran Psikoanalisis:
Manusia yang sehat berarti manusia yang memiliki pengendalian ego yang baik. Pengendalian dari ego sangat diperlukan untuk menjembatani antara id dan superego yang bertentangan satu dengan yang lain. Keinginan-keinginan irrasional id yang bila dipenuhi dapat membuat seseorang menjadi ‘brutal’, ‘kejam’, ‘jahat’, ‘egois’, dan berlaku tidak sesuai dengan norma di masyarakat luas. Sedangkan keinginan-keinginan untuk menjadi sempurna dalam menjalankan norma, aturan, serta moral di masyarakat oleh superego dapat membuat seseorang menjadi ‘perfeksionis, ‘otoriter’, ‘ketat’, ‘bengis’, dan berlaku tidak berbelaskasihan pada orang-orang yang melanggar norma-norma tersebut. Sehat disini berarti manusia harus dapat mengontrol keinginan id dan superego yang muncul dalam dirinya dengan baik. Kehadiran ego disini sangatlah penting untuk menjaga agar manusia dapat tetap memenuhi keinginan-keinginan id-nya dengan disesuaikan oleh rasional superego-nya. Misalnya, Budi adalah dosen di sebuah universitas. Ia memiliki peraturan bagi mahasiswa yang terlambat di kelasnya tidak diperkenankan masuk. Suatu hari Nina terlambat masuk kelas dosen Budi karena kereta yang ia tumpangi mengalami gangguan teknis, dengan membawa surat keterangan dari pihak kereta Nina mencoba masuk kelasnya. Namun tak disangka dosennya, Budi tidak mengizinkannya masuk meski alasan keterlambatan Nina jelas dan jujur. Ini berarti dosen Budi belum memiliki konsep sehat menurut aliran psikoanalisis, karena ia lebih dominan menuruti keinginan superego nya yang sempurna, sedangkan keinginan id nya mengasihani Nina yang terlambat karena kesalahan teknis pada kereta yang ia tumpangi. Contoh lain, Tiara berkeinginan membeli motor baru. Namun sang ibu tengah sakit keras dan membutuhkan biaya besar dalam pengobatannya. Akhirnya, ia tidak membeli motor baru dan tetap memakai sepedanya dan uangnya ia berikan untuk pengobatan sang ibu. Disini berarti Tiara memiliki pengendalian ego yang baik, keinginan id nya untuk membeli motor baru karena ia hanya memiliki sepeda sekarang diabaikan. Sedangkan superego nya berkeinginan untuk membantu pengobatan sang ibu yang sedang sakit parah seperti norma yang berlaku di masyarakat, untuk berbakti pada orang tua diutamakan. Sehingga Tiara dapat berpikir dengan rasional dan berbelaskasih pada orang tuanya.


ALIRAN BEHAVIORISME
Merupakan aliran psikologi terbesar kedua yang pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1878-1958). Selain Watson ada beberapa tokoh yang dikenal sebagai tokoh aliran behaviorisme diantaranya: Bandura, BF. Skinner, Pavlov,  dll. Teori ini kurang memiliki pehatian terhadap struktur kepribadian internal (id, ego, superego), akan tetapi mementingkan pada tingkah laku yang teramati. Behaviorisme atau aliran perilaku (juga disebut perspektif belajar) di dalam  teori-teorinya adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi lingkungan belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan.

Teori-Teori Behaviorisme:
Ø  Teori Classical Conditioning (Pengkondisian Klasik)
Teori ini dicetuskan oleh Juan Petrovich Pavlov, yaitu tingkah laku manusia dipengaruhi oleh respon yang alami atau respon yang reflektif, yang disebut respon yang tidak terkondisi atau UCR. Serta respon yang dikondisikan untuk menghasilkan perilaku tertentu, yang disebut stimulus yang tidak terkondisi atau UCS.
Ø  Teori Operant Conditioning (Pengkondisian Operan)
Teori ini dicetuskan oleh B.F Skinner yang membagi tingkah laku dalam 2 tipe, yaitu: responden dan operan. Tingkah laku responden adalah respon atau tingkah lakju yang dibangkitkan atau dirangsang oleh stimulus tertentu. Tingkah laku responden ini wujudnya refleks dan dapat dibentuk melalui proses pengkonidisian atau belajar. Tingkah laku ini bergantung pada reinforcement dan secara langsung merespon stimulus yang bersifat fisik.  Sedangkan tingkah laku operan adalah respon atau tingkah laku yang bersifat spontan tanpa stimulus yang mendorongnya secara langsung. Tingkah laku ini ditentukan atau dimodifikasi oleh reinforcement yang mengikutinya.
Menurut Skinner, reinforcement dapat terdiri dari 2 cara, yaitu positif dan negatif. Positif disini berarti penghargaan (reward), sementara negatif memainkan peranan dalam perkembangan kecenderungan-kecenderungan untuk menghindari tingkah lakunya

Konsep Sehat Menurut Aliran Behaviorisme:
Manusia yang sehat menurut aliran behaviorisme adalah manusia yang mampu belajar dari pengalaman-pengalamannya, serta dari lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, Rina mempunyai seorang sahabat yang sangat suka mengoleksi prangko surat. Seringkali ia berkata kepada sahabatnya untuk menghentikan hobi-nya tersebut karena menurut Rina hal itu hanya membuang-buang waktu dan uang, serta tidaklah memiliki manfaat apapun. Meski begitu Dira, sahabat Rina, tetap mengoleksi prangko bahkan prangko dari luar negeri pun ada, karena ia merasakan kehangatan dan keceriaan tiap kali mendapat saat prangko lainnya sehingga ia tidak mempedulikan perkataan Rina yang tidak menyukai hobinya tersebut. Namun lama-kelamaan Rina merasa iri kepada sahabatnya, ia melihat keceriaan Dira setiap kali mendapat prangko baru.  Rina pun menawarkan diri untuk membantu Dira mengoleksi prangko-prangko, ia memulai dari meminta prangko-prangko yang ada pada neneknya yang sering surat-menyurat dengan teman-temannya dari luar negeri. Bermula dari alasan inilah yang membuat Rina akhirnya senang mengoleksi prangko-prangko juga, bahkan tiap minggu ia menyisihkan uang sakunya untuk membeli prangko baru bersama Dira. Hal ini menjadi hobinya sampai saat ini ia telah mengoleksi 100 buah prangko dan berniat untuk terus menambah koleksinya dan menjadi seorang filateli, bahkan Rina juga bergabung dengan kelompok pengumpul prangko sekotanya bersama dengan Dira. Hal ini berarti Rina telah melakukan proses belajar yang membuatnya sehat menurut aliran behaviorisme, dimana faktor lingkungan sangat berpengaruh kuat disini. Awalnya Rina tidak menyukai bahkan menyuruh menghentikan kegiatan mengumpulkan prangko sahabatnya. Namun karena Dira, sahabatnya tetap bersikeras untuk menjalankan apa yang menjadi hobinya tersebut, lama-kelamaan Rina menjadi senang juga untuk mengumpulkan prangko karena merasakan kehangatan dan keceriaan seperti Dira. Hal ini menjadi sebuah pengalaman positif sehingga membentuk perilaku yang baru bagi Rina dengan menjadi seorang filateli dan mengikuti kelompok pengumpul prangko di kotanya.


DAFTAR PUSTAKA :
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Rabu, 09 Maret 2016

KONSEP SEHAT

Dalam upaya untuk lebih memahami apa itu konsep sehat, berikut adalah pengertian konsep sehat menurut beberapa ahli:

1)  Menurut Parkins (1938), konsep sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya.

2)  Menurut White (1977), sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.

3)  WHO (1957), konsep sehat didefenisikan sebagai suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki. Sementara konsep WHO tahun 1974, menyebutkan sehat adalah keadaan sempurna dari fisik, mental, sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. 

4)  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi sehat dalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya. Secara sederhana, sehat sinonim dengan kondisi tidak sakit.

5)   Menurut UU No. 23/1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya, jika salah satu komponen itu terganggu, maka kehidupannya menjadi tidak sehat.

6)   Menurut Paune (1983), sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care resources) yang menjamin tindakan perawatan diri (self care actions). Dimana sumber perawatan diri (self care resources) ini mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan sikap terhadap perawatan dirinya sendiri. Sedangkan tindakan perawatan diri (self care actions) merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan yang diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritualnya.

7)   Menurut Neuman (1982), sehat adalah suatu keseimbangan biopsiko-sosio-kultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten.

8)   Konsep Sehat menurut Linda Ewles & Ina Simmet (1992), dapat dilihat dari berbagai dimensi yakni:
  •   Konsep sehat dilihat dari segi jasmani, yaitu dimensi sehat yang paling nyata karena perhatiannya pada fungsi mekanisme tubuh.
  •   Konsep sehat dilihat dari segi mental , yaitu kemampuan berpikir dengan jernih dan koheren. Istilah mental dibedakan dengan emosional dan sosial walaupun ada hubungan yang dekat di antara ketiganya.
  •  Konsep sehat dilihat dari segi emosional, yaitu kemampuan untuk mengenal emosi seperti takut, kenikmatan, kedukaan dan kemarahan, dan untuk mengeskpresikan emosi-emosi secara cepat.
  •  Konsep sehat dilihat dari segi sosial, berarti kemampuan untuk membuat dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.
  • Konsep sehat dilihat dari segi spiritual, yaitu berkaitan dengan kepercayaan dan praktek keagamaan, berkaitan dengan perbuatan baik secara pribadi, prinsip-prinsip tingkah laku, dan cara mencapai kedamaian dan merasa damai dalam kesendirian.
  •  Konsep sehat dilihat dari segi societal, yaitu berkaitan dengan kesehatan pada tingkat individual yang terjadi karena kondisi-kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya yang melingkupi individu tersebut. Adalah tidak mungkin menjadi sehat dalam masyarakat yang “sakit” yang tidak dapat menyediakan sumber-sumber untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan emosional.

Ditinjau dari beberapa pengertian menurut para ahli ini, saya sendiri menyimpulkan bahwa sehat pada dasarnya adalah keadaan manusia sebagaimana yang dikatakan baik, tidak sedang terinfeksi atau terganggu, berfungsi sesuai dengan semestinya, serta mampu untuk merawat dan mempertahankan keadaannya tersebut dengan baik pula. Konsep sehat dapat pula ditinjau dari berbagai aspek, yakni:

a.   Intelektual
Sehat secara intelektual berarti juga manusia memiliki pikiran dan cara berpikir yang sehat. Dikatakan memiliki pikiran yang sehat apabila seseorang mampu menyelesaikan masalahnya dengan baik, mencari solusi-solusi terbaik untuk pemecahan masalahnya dengan pikiran yang tenang. Cara berpikir yang sehat dimana seseorang mampu untuk mengendalikan kecerdasannya dalam berpikir, baik berpikir yang baik maupun berpikir yang buruk terhadap suatu hal.

b.   Emosi
Sehat secara emosi berarti manusia mampu mengekspresikan emosinya dengan baik, tidak mudah meluapkan emosinya dengan meledak-ledak ataupun tidak menampakkan emosi sama sekali atas kejadian yang dialaminya. Ada 6 macam emosi dasar manusia, yakni marah, jijik, sedih, senang, terkejut dan takut. Ekspresi emosi dasar ini merupakan akibat yang sesuai dengan peristiwa yang dialami manusia itu sendiri.

c.    Sosial
Sehat secara sosial berarti manusia dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik terhadap sesamanya manusia, mampu menjalankan perannya dalam masyarakat dengan baik, serta memiliki toleransi tanpa membedakan ras, suku, agama, status sosial dan ekonominya.  

d.   Fisik
Sehat secara fisik berarti semua anggota tubuh, organ-organ tubuh, saraf-saraf bahkan sel-sel dalam tubuh manusia berfungsi sebagaimana mestinya. Tidak ada keluhan atau merasa sakit, yang berarti juga tidak memiliki gangguan atau kelainan pada tubuhnya, serta dapat menjalankan kehidupan sehari-harinya dengan normal dan optimal.

e.   Spiritual
Sehat secara spiritual berkaitan juga dengan keagamaan atau kerohanian seseorang. Bagaimana ia menjalankan perintah Tuhan dan percaya kepada-Nya dapat dilihat dari praktiknya dalam beribadah dan mengekspresikan rasa syukur, pujian dan kepercayaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kata lain, sehat secara spiritual adalah penyerahan diri terhadap Yang Empunya hidup manusia.

KESIMPULAN

Sehat adalah suatu kondisi yang sangat berguna bagi manusia karena sehat  adalah modal dasar manusia untuk dapat menjalankan kehidupannya dengan normal dan optimal. Manusia diharapkan mampu untuk mempertahankan dan merawat kesehatannya, baik dalam aspek intelektual, emosi, sosial, fisik dan spiritual. Dimulai dari bayi, anak-anak, remaja hingga orang dewasa, diharapkan tidak hanya memilikinya, namun juga harus dirawat, dipertahankan dan ditingkatkan kembali.


DAFTAR PUSTAKA

https://dithafitriyan.wordpress.com/2015/03/26/konsep-sehat-berdasarkan-emosi-intelektual-sosial-fisik-spiritual/http://sehat.link/definisi-sehat-menurut-para-ahli-kesehatan.infohttp://www.kamusq.com/2013/08/sehat-adalah-pengertian-dan-definisi.html