BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan
hubungan antar individu, manusia membutuhkan bahasa sebagai media untuk
berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lainnya. Pentingnya bahasa dalam
kehidupan sosial manusia, maka pembelajaran bahasa telah dilakukan sejak anak
berusia dini karena mereka memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai alat
bantu untuk mengkomunikasikan berbagai hal dalam kehidupan sosialnya. Karena
tanpa bahasa siapapun tidak akan dapat mengekspresikan diri untuk menyampaikan
sesuatu kepada orang lain, dengan kata lain komunikasi tidak dapat dilakukan
dengan baik dan interaksi sosial pun tidak akan pernah terjadi.
Pada dasarnya setiap
anak memiliki potensi untuk berbahasa, yang mana potensi kebahasaan itu akan
tumbuh dan berkembang jika fungsi lingkungan diperankan dengan baik. Perolehan bahasa
ini didapatkan anak pertama kali di dalam keluarga, hal inilah yang merupakan
titik awal perkembangan bahasa pada anak. Sedangkan potensi belajar pada anak
akan ditemukan dan berkembang secara optimal jika diadakan pembinaan yang
datang dari lingkungan sekitarnya, terutama lingkungan pendidikan. Karena
pendidikan disini merupakan tempat yang memberikan kesempatan kepada
kemungkinan-kemungkinan potensi belajar yang ada pada seorang anak untuk
berkembang secara optimal.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah potensi belajar pada anak?
2. Bagaimanakah potensi berbahasa pada anak?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan
potensi belajar dan berbahasa pada anak?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memperoleh pengetahuan tentang potensi
belajar pada anak.
2. Untuk memperoleh pengetahuan tentang potensi
berbahasa pada anak.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi
perkembangan potensi belajar dan berbahasa pada anak.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Potensi
Belajar pada Anak
Potensi-potensi belajar yang ada dalam diri seorang anak
tidak sama dengan potensi yang dimiliki orang lain. Sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Agus Soejono (1980 : 36) “Potensi seseorang tidak sama dengan
potensi yang dimiliki orang lain. Seorang lebih tajam pikirannya, atau lebih
halus perasaan, atau lebih kuat kemauan atau lebih tegap, kuat badannya
daripada yang lain”.
Kita
mengetahui bahwa masing-masing anak memiliki potensi yang berbeda, baik berbeda
dalam hal kualitasnya maupun berbeda dalam bidang dari potensi-potensi itu.
Namun potensi-potensi ini memberikan kemungkinan-kemungkinan kepada anak-anak
untuk berkembang menjadi sesuatu. Kemampuan potensi ini akan mempengaruhi
kemampuan belajarnya. Anak yang mempunyai kemampuan potensi yang lebih akan
lebih mudah dan lebih cepat belajar daripada anak yang mempunyai kemampuan
potensi yang kurang.
Berikut adalah jenis-jenis potensi belajar yang ada dalam
diri anak, yakni:
1. Potensi
jasmaniah
Potensi jasmaniah yakni jasmani yang sehat dengan panca
indra yang normal yang secara fisiologi
berkerja sama dengan sistem syaraf dan kejiwaan.
Potensi jasmaniah ini
memerlukan gizi dan berbagai vitamin
termasuk udara yang bersih dan lingkungan yang
sehat sebagai pra kondisi hidupnya.
Jika kebutuhan ini sebagian tidak tercukupi, maka tubuh
orang yang bersankutan akan lemah,
bahkan dapat sakit.
2.
Potensi rohaniah
Potensi-potensi rohaniah meliputi segi pikir, rasa, karsa,
cipta, karya maupun budi nurani.
Potensi-potensi rohaniah ini membutuhkan kesadaran cinta
kasih, kesadaran akan keagamaan, dan nilai-nilai budaya supaya kepribadian kita
sehat dan sejahtera. Di samping itu juga rohani kita harus tenang, sabar,
optimis, mempercayai orang lain, bahkan mencintai sesama manusia, tidak iri
hati, tidak menyimpan rasa benci atau dendam dan sebagainya.
Pembagian potensi
diatas didasarkan kepada U. Noorsyan (1980 : 131) yang membagi potensi kepada:
1. Potensi jasmaniah; phisik, badan, dan panca indra yang
sehat (normal).
2. Potensi piker (akal, rasio, intelegensi, intelektual).
3. Potensi rasa (perasaan, emosi) baik perasaan eti-moral maupun
perasaan estetis.
4. Potensi karsa (kehendak, kemauan, keinginan, hasrat atau
kecenderungan-kecenderungan
nafsu,
termasuk prakarsa).
5. Potensi cipta (daya cipta, kreativitas, fantasi, khayal
dan imajinasi).
6. Potensi karya (kemampuan menghasilkan kerja).
7. Potensi budi nurani (kesadaran budi, hati nurani, kata
hati).
B. Potensi
Berbahasa pada Anak
Proses perkembangan bahasa anak tidak
terlepas dari potensi yang sudah ada pada diri anak sejak ia dilahirkan, yang
mana potensi berbahasa individu ialah kemampuan yang masih terpendam yang di
miliki oleh setiap orang untuk menyampaikan informasi dan berkomunikasi.
Menurut Deyster bahasa bagi manusia
memiliki tiga fungsi, yakni:
1. Bahasa sebagai alat untuk menyatakan
isi jiwa seseorang.
2. Bahasa sebagai perasaan (mempengaruhi
orang lain).
3. Bahasa sebagai alat untuk menyampaikan
pendapat.
Perkembangan bahsa anak pada dasarnya
terbagi ke dalam dua bagian, yaitu:
1. Egocentric speech
Terjadi
ketika anak berbicara kepada dirinya sendiri/monolog dan berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan berpikir anak yang pada umumnya dilakukan oleh anak
berusia 2-3 tahun.
2. Socialized speech
Terjadi ketika berlangsung kontak
antara anak dengan temannya atau dengan lingkungannya. Perkembangan bahasa pada
masa ini di bagi ke dalam lima bentuk, yakni:
a. Adapted information (bertukar pikiran
atau gagasan dan ada tujuan bersama yang di cari).
b. Critism (penilaian anak terhadap ucapan
atau tingkah laku orang lain).
c. Command (perintah), threat (ancaman),
dan request (permintaan).
d. Question (pertanyaan).
e. Answer (jawaban).
Kemampuan berbahasa anak selalu
mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan perkembangannya pada
masa-masa tertentu. Di lihat dari segi pembagian fase perkembangan berbahasa
yang disusun oleh Clara dan W. Stern, maka perkembangan pada masa
bayi termasuk pada fase pertama yang meliputi stadium purwaka (meraba atau
mengoceh), meniru suara atau bunyi yang di dengar walaupun tidak sempurna dan
stadium kalimat sepatah (pada akhir masa bayi, dia mengucapkan hanya satu kata
saja tetapi maksudnya adalah satu kalimat yang mengandung permintaan). Dengan
demikian perkembangan kemampuan berbahasa anak dapat dilihat dari berbagai aspek,
salah satu diantaranya yaitu faktor usia.
Pada usia anak di masa sekolah
kehidupan sosial anak bertambah luas, dan ia menemukan bahwa bahasa merupakan
alat yang penting untuk kesatuan kelompok, menyadari hal ini menyebabkan
motivasinya menjadi lebih besar untuk belajar berbahasa lebih baik.
Jadi jelaslah disini bahwa yang
mengalami perkembangan bahasa sekaligus didalamnya tersirat mengalami
perkembangan potensi belajar yang lain. Sebab dengan perkembangan bahasa dapat
dilihat sampai sejauh mana tingkat perkembangan intelegensinya, emosinya,
fantasinya dan sebagainya.
C. Faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan Potensi Belajar dan Berbahasa pada Anak
Perkembangan potensi belajar dan
berbahasa pada anak dapat berlangsung dengan baik apabila didukung oleh beberapa
faktor, yakni:
1. Usia (umur anak)
Ketika seorang anak dilahirkan,
kemudian dia dibesarkan di dalam lingkungan sosial, berinteraksi dengan banyak
orang maka potensi berbahasa anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik
sejalan dengan bertambahnya usia anak.
2. Lingkungan
Penguasaan
bahasa anak berkembang menurut hukum alami (karena bakat, kodrat dan ritme
perkembangan yang alami) dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Besar kecilnya
perbendaharaan bahasa anak sangat bergantung pada lingkungan sekitarnya, baik
di keluarga, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat.
3.
Perkembangan Motorik
Yang dimaksud motorik adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan. Perkembangan motorik inilah
yang memungkinkan anak dapat melakukan segala sesuatu yang terkandung dalam
jiwanya.
4.
Perkembangan Intelegensi
Pada usia awal masa sekolah tingkat
berfikir anak masih bersifat konkrit. Artinya masih erat hubungannya dengan
benda atau hal-hal yang nyata. Makin lama daya berfikir anak mengalami perkembangan
yang pesat dengan ciri-ciri sikap kritis, realis dan logis.
5. Perkembangan
Emosi
Anak yang semula hanya merasakan senang dan sedih, makin lama perasaan
itu dikembangkan menjadi
perasaan-perasaan : menyesal,
kasihan/iba, marah, jengkel, simpati, bersalah dan sebagainya. Yang semuanya
itu disebabkan oleh pengalaman yang makin bervariasi dalam bertingkah laku.
6.
Perkembangan Karsa
Perkembangan karsa atau
kemauan/keinginan ini biasanya erat kaitannya dengan suatu kebutuhan dari siswa
itu sendiri. Kadang-kadang keinginan anak itu demikian mendesak menurut
pemenuhan. Untuk memenuhi kebutuhannya, maka anak lebih rajin belajar/bekerja,
ulet dan tabah menghadapi segala tantangan.
7.
Perkembangan Fantasi
Fantasi berkembang pada usia kurang
lebih tiga tahun, dan mengalami perkembangan yang pesat pada masa kanak-kanak
yang gemar akan permainan-permainan fantasi, gemar sekali akan cerita-cerita
hayal.
8.
Perkembangan Kesusilaan/Agama
Penanaman norma-norma kesusilaan dan
agama merupakan masalah yang abstrak, sedangkan anak hidup dalam tingkat
berfikir konkrit di dalam kehidupan logikanya dan realitanya. Mereka tidak
dapat menerima sesuatu yang ada diluar pikirannya. Ia selalu minta bukti
konkrit untuk mendapat kebenaran. Dan kebenaran harus dapat dilihatnya dengan
alat indra, dengan mata, telinga, peraba dan pengecapnya.
BAB
III
SIMPULAN
Setiap anak memiliki kemampuan atau potensi belajar
dan berbahasa yang berbeda satu dengan yang lainnya, perbedaan ini dikarenakan
sedikit atau banyaknya potensi yang dimilikinya. Perkembangan bahasa pada anak
didorong oleh hasrat ingin berkomunikasi dengan orang lain dan untuk memahami
dunia sekitar, anak-anak bercakap-cakap sambil melatih fungsi bicaranya.
Kemajuan penguasaan bahasa oleh anak berlangsung sedikit demi sedikit dan
perlahan-lahan sekali yang disebabkan oleh bunyi huruf mati yang sulit
dilafalkan dengan tepat dan baik. Meskipun anak sudah memiliki potensi untuk
berbahasa, tetapi potensi itu tidak akan dapat tumbuh dan berkembang apabila
tidak di dukung oleh lingkungannya. Potensi yang ada dalam diri anak memiliki
kemungkinan untuk berkembang dan dapat diwujudkan apabila telah tiba waktunya,
serta tersedianya kesempatan dan perangsang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Agus Soejono, 1980. Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum. Bandung : CV.Ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar