Laman

Selasa, 29 November 2016

CONTOH KASUS BERDASARKAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL

CONTOH KASUS BERDASARKAN DUA GAYA KEPEMIMPINAN 
1)   Kepemimpinan Transaksional
Gaya Kepemimpinan Transaksional dalam pembuatan keputusan dilakukan secara otoritas karena pemimpin lebih menentukan gaya apa yang dikerjakan oleh pegawai agar mereka dapat mencapai tujuan mereka sendiri, yaitu untuk mendapatkan imbalan yang sebanyak-banyaknya.  Dengan memberikan imbalan kepada pegawai yang memiliki kinerja baik, maka pegawai akan termotivasi untuk terus meningkatkan kinerja mereka. Gaya kepemimpinan transaksional ini lebih menekankan kepada individu daripada kepentingan organisasi. Karena asumsi dengan mementingkan kepentingan individu, dalam hal ini para pegawainya, maka akan berdampak baik bagi organisasinya. Adapun bentuk penghargaan bagi pegawai yang mempunyai kinerja bagus akan diberikan imbalan, sedangkan bagi individu yang kinerjanya kurang bagus maka dia akan diberikan hukuman.










CONTOH : Presiden Indonesia, Jokowi
Presiden Jokowi menetapkan peraturan baru melalui Perpres Nomor 54/2016 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Rescuer dimana PNS yang diangkat dan ditugaskan dalam tim rescuer akan mendapatkan tunjangan Rp 450 ribu hingga Rp 1,035 juta per bulan. Tujuan pemberian tunjangan yakni untuk meningkatkan mutu, prestasi, pengabdian, dan produktivitas kerja PNS yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam jabatan fungsional rescuer. Pemberian tunjangan rescuer bagi PNS yang bekerja pada pemerintah pusat, dibebankan pada APBN dan bagi PNS yang bekerja pada pemerintah daerah dibebankan pada APBD. Tata cara pembayaran dan penghentian pembayaran tunjangan rescuer itu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Perpres ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly pada tanggal 27 Juni 2016. 


2)   Kepemimpinan Transformasional
Gaya kepemimpinan tranformasional dalam pengambilan keputusan lebih cenderung diputuskan secara bersama, karena pemimpin disini mengkoordinasi dan memberi arahan kepada kelompok yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kepemimpinan ini menggiring sumber daya manusia yang dipimpin kearah pembinaan dan pengembangan organisasi, pengembangan visi dan misi secara bersama. Kepemimpinan ini mendorong pengikutnya untuk lebih menyadari pentingnya suatu hasil pekerjaan untuk lebih mendahulukan kepentingan organisasi tersebut dari pada kepentingan individu.

CONTOH : Presiden Uruguay, Jose Mujica

  Tidak seperti presiden lain di dunia selama menjabat sebagai presiden Uruguay, Mujica menolak tinggal di rumah dinasnya yang mewah. Ia memilih tinggal di rumah miliknya di kawasan peternakan di luar kota Montevideo bersama istri dan anjingnya yang memiliki tiga kaki. Mujica juga menyumbangkan 90 persen gajinya sebagai presiden untuk kegiatan amal sosial. Alasannya, ia tidak membutuhkan uang itu. Dia pun hanya mengendarai mobil Volkswagen Beetle buatan tahun 1987 dan menolak menggunakan iring-iringan voorijder. Jumica juga menolak ajakan kerja sama dengan Brazil yang akan menyediakan negaranya dengan batu bara murah. Jumica menolak tawaran Brazil karena dirinya lebih mementingkan lingkungan. Sebagai orang nomor satu di Uruguay, Jose Mujica menginginkan adanya pemerataan kemakmuran di negaranya. Pemerintah juga menyediakan pendidikan dan komputer gratis kepada setiap anak kecil. Pengaruh Mujica, sebagai pemimpin dari negara yang hanya memiliki penduduk 3 juta jiwa telah melampaui batasannya. Di negara yang haus akan alternatif, penemuan yang dia dan koleganya lakukan telah menempatkan Uruguay sebagai negara yang dapat dijadikan pelajaran dalam kreativitas dan perkembangan pemerintahan. Mujica yang dijuluki presiden termiskin di dunia dianggap berhasil memperbaiki masalah kemiskinan, pengangguran, dan pajak. Dia mengatakan, selama menjadi presiden sejak 2010, dirinya telah menurunkan angka kemiskinan dari 37 persen ke angka 11 persen. Berdasarkan data yang dikeluarkan World Bank, Perekonomian Uruguay bertumbuh menjadi US $ 55 miliar, rata- rata meningkat 5,7 persen secara berturut-turut sejak tahun 2005. Uruguay berhasil mempertahankan tren menurunkan rasio utang terhadap PDB- dari 100 persen pada tahun 2003 menjadi 60 persen di tahun 2014. Menurunkan biaya utang, dan mengurangi ketergantungan pada dolar- 80 persen pada tahun 2002 menjadi 50 persen di tahun 2014. Sayang, berdasarkan konstitusi Uruguay, ia tidak boleh maju lagi sebagai presiden. Mujica resmi mengakhiri tugasnya pada 1 Maret 2015 setelah lima tahun menjalankan pemerintahannya.


SUMBER REFERENSI

Hasibuan, M.S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertian-fungsi-dan-sejarah-kepemimpinan.html
Munandar, Arif. 2001. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta : UI Press.
Robbins & Judge. 2008. Perilaku Organisasi Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.
Soekarso & Putong. 2015. Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis. Buku & Artikel Karya Iskandar Putong.

1 komentar: