Kepemimpinan
berasal dari Bahasa Inggris leader yang memiliki arti pemimpin
atau tokoh. Selain itu pemimpin juga memiliki arti secara luas meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut
atau anggota untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya.
Pengertian kepemimpinan
menurut para pakar adalah sebagai berikut :
· Menurut S.P. Siagian, Kepemimpinan adalah kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan
sebagai pimpinan dalam suatu pekerjaan untuk mempengaruhi perilaku orang lain,
terutama bawahannya supaya berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga
melalui perilaku positif ini memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan
organisasi.
· Menurut Hasibuan,
Kepemimpinan adalah cara seorang
pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.
· Menurut Prof. Kimbal Young, Kepemimpinan adalah bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi yang
sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk melakukan sesuatu, berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi
situasi khusus.
· Menurut George R. Terry, Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka
berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok.
· Menurut Howard H. Hoyt, Kepemimpinan ialah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kamampuan
untuk membimbing orang.
Dari pengertian kepemimpinan diatas, dapat dikemukakan
bahwa pada kepemimpinan itu terdapat unsur-unsur, sebagai berikut :
1. Kemampuan mempengaruhi orang
lain, dalam hal ini bawahan atau kelompok.
2. Kemampuan mengarahkan
tingkah laku bawahan atau orang lain.
3. Untuk mencapai tujuan
organisai atau kelompok.
B. FUNGSI KEPEMIMPINAN
Menurut Hasibuan fungsi-fungsi kepemimpinan antara lain sebagai
berikut:
1. Pengambilan keputusan dan realisasi keputusan itu.
2. Pendelegasian wewenang dan pembagian kerja para bawahan.
3. Meningkatkan daya guna dan hasil guna semua unsur manajemen.
4. Memotivasi bawahan, supaya bekerja efektif dan semangat.
5. Mengembangkan imajinasi, kreativitas dan loyalitas bawahan.
6. Pemrakarsa, penggiat, dan pengendali rencana.
7. Mengoordinasikan dan menginegrasi kegiatan-kegiatan bawahan.
8. Penilaian prestasi dan pemberian teguran/penghargaan kepada
bawahan.
9. Pengembangan bawahan melalui pendidikan dan pelatihan.
10. Pelaksanaan melekat (waskat) dan tindakan-tindakan perbaikan
jika perlu.
C.
GAYA KEPEMIMPINAN
1)
Kepemimpinan
Transaksional
Pemimpin berinteraksi dengan bawahannya melalui proses
transaksi. Dimana terdapat empat macam transaksi, yaitu:
o
Continget
reward;
bawahan dijanjikan imbalan yang setimpal jika dapat bekerja dengan baik.
o
Management
by exception-active;
pemimpin aktif dan memantau ketat pelaksanaan tugas bawahan agar tidak membuat
kesalahan atau agar kesalahan bawahan dapat diketahui dan diperbaiki dengan
cepat.
o
Management
by exception-passive;
pemimpin baru akan bertindak setelah terjadi kegagalan untuk mencapai tujuan
bekerja.
o
Laissez-faire; pemimpin membiarkan bawahannya
melakukan tugas tanpa ada pengawasan dari dirinya, dengan kata lain kerja
bawahan adalah tanggung jawab bawahan.
2)
Kepemimpinan
Transformasional
Ditandai oleh pengaruh pemimpin untuk mengubah perilaku bawahan
menjadi seseorang yang bermotivasi tinggi berupaya mencapai prestasi kerja yang
tinggi dan bermutu. Terdapat lima aspek kepemimpinan transformasional, yaitu:
o
Attributed
charisma;
pemimpin mendahulukan kepentingan perusahaan dan kepentingan orang lain
daripada kepentingan diri sendiri.
o
Inspirational
leadership/motivation;
pemimpin mampu menimbulkan inspirasi pada bawahannya, antara lain dengan
menentukan standar-standar tinggi, memberikan keyakinan bahwa tujuan dapat
dicapai.
o
Intellectual
stimulation;
bawahan merasa pemimpin mendorong mereka untuk memikirkan kembali cara keja
mereka, untuk mencari cara-cara baru dalam mempersepsi tugas-tugas mereka.
o
Individualized
consideration;
bawahan merasa diperhatikan dan diperlakukan secara khusus oleh pimpinannya.
Pemimpin memperlakukan bawahan sebagai seorang pribadi yang memiliki kecakapan,
kebutuhan, keinginan masing-masing.
o
Idealized
influence;
pemimpin berusaha melalui pembicaraan mempengaruhi bawahan dengan menekankan
pentingnya nilai-nilai dan keyakinan, pentingnya kaitan pada keyakinan,perlu
dimilikinya tekad dalam mencapai tujuan.
D. TIPE KEPEMIMPINAN
Layaknya tipe – tipe kepribadian, dalam setiap manusia terdapat 6 tipe tersebut tetapi aka nada yang menonjol dan bahkan untuk menjadi seorang pemimpin yang berpengaruh, kita tak hanya bisa menggunakan satu atau dua tetapi beberapa atau semuanya sesuai dengan kebutuhan situasi saat itu. Mereka yang hanya bertumpu pada satu gaya akan mampu mengatasi kesulitan pada situasi tertentu dan Berjaya tetapi akan mengalami hambatan pada situasi yang berbeda. Daniel Goleman seorang psikolog dan penulis “Emotional Intelegence” menjelaskan dalam salah satu literaturnya bahwa kepemimpinan dapat dibagi menjadi 6 tipe yaitu :
- Koersif, pemimpin bertipe ini akan meminta sesuatu dikerjakan sesuai dengan yang ia inginkan. Ia tak mengenal alasan dan tidak mendengarkan orang lain. Baginya, tujuan sudah jelas hingga orang lain cukup mengerjakan apa yang ia inginkan. Para pemimpin koersif akan membuat system reward dan punishment menjadi tidak berarti. Hasil kerja dianggap sebagai kewajiban yang harus dilakukan. Sehingga motivasi para pengikut bisa jadi menurun karena kurangnya penghargaan.
- Otoritatif, otoriter akan lebih dekat kepada tipe koersif dimana mereka tak ingin dibantah, berbeda dengan otoritatif yang mereka mendapatkan kekuasaan dengan persetujuan dan kejelasan visi yang ia paparkan. Otoritatif akan menjadikan orang lain bergerak menuju sebuah visi yang sudah ditentukan dengan bersemangat karena ia akan memberikan penghargaan yang pantas dan tujuan yang jelas tidak hanya untuk jangka pendek tetapi juga jangka panjang. Pemimpin tipe ini akan membawa perubahan – perubahan karena mereka adalah orang – orang yang percaya diri, mereka juga memiliki empati yang besar hingga orang lain akan merasa nyaman dalam kepemimpinan ini.
- Afiliatif, pemimpin afilitatif akan sangat terbuka dengan yang terjadi pada dirinya sama halnya dengan ia terbuka dengan apa yang terjadi pada orang lain. Bagi orang – orang yang tidak mengenalnya dengan baik akan mengira ia seorang yang lemah dan tidak berkepribadian karena ia selalu ingin orang lain bahagia. Tugasnya adalah membangun harmoni dan menjadikan hal tersebut sebagai kekuatan dalam organisasi. Layaknya seorang pelatih dalam kejuaraan dunia, ia akan memperhatikan pemainnya satu persatu untuk memastikan mereka siap dan pantas menjadi juara sebelum, saat dan sesudah pertandingan apapun hasilnya.
- Demokratis, pemimpin dengan tipe ini akan sangat senang melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan, mendengarkan pendapat mereka, memberikan arahan dan penjelasan akan suatu permasalahan. Ia membangun rasa percaya, hormat dan tanggung jawab dengan memberikan mereka kesempatan untuk bicara mengenai solusi dan melaksanakannya saat telah menjadi konsensi bersama. Sehingga pemimpin mengetahui kekhawatiran dan harapan anggotanya akan sesuatu yang mereka hadapi. Ia tak menutupi apa yang terjadi agar mereka semua memiliki rasa kebersamaan. Ia tak bertujuan untuk menyenangkan semua orang tetapi menumbuhkan saling paham bahwa jalan yang mereka ambil adalah yang terbaik terlepas dari pro kontra selama pertemuan.
- Pacesetting, tipe kepemimpinan ini menuntut kesempurnaan. Ia akan menetapkan standar yang sangat tinggi dan mencontohkan kepada anggotanya bagaimana ia bisa melakukannya dengan baik dan meminta semuanya untuk melakukan hal yang sama. Saat seseorang tak mampu mencapai standar, maka ia akan mungkin digantikan oleh orang baru. Pemimpin tipe ini akan dengan senang hati mengambil alih tugas anggotanya yang tak sesuai sehingga rasa percaya dalam kelompok akan sangat rendah karena ia merasa hanya dia yang mampu mengerjakannya. Para anggota akan merasa tersingkirkan dan kemudian merasa malas hingga akhirnya ia digantikan. Suasana tertekan akan menjadi tema dalam lingkungan organisasi dengan pemimpin pacesetting.
- Coaching, pemimpin dengan gaya ini akan menjadi seorang dirigen dalam sebuah okestra. Ia akan meminta sebuah kesempurnaan dengan cara dan jalan yang ditunjukkan olehnya. Ia membuat orang lain berkembang karena dengan perkembangan orang lain akan membantunya dalam mengembangkan organisasi. Gaya coaching akan menggali kemampuan terpendam anggota, membuatnya sadar akan potensi dan bagaimana caranya untuk mengasah keterampilan tersebut menjadi berkilau dan berharga untuk didapatkan. Mereka memasukkan visi jangka panjang organisasi dalam benak anggota, melibatkan mereka tentang bagaimana cara mencapai tujuan tersebut secara individu dan membantu mereka menemukan kelemahan – kelemahan mereka dan bagaimana memperbaikinya.
SUMBER
REFERENSI
Hasibuan, M.S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara.
http://www.pengertianpakar.com/2014/12/pengertian-fungsi-dan-sejarah-kepemimpinan.html
Munandar, Arif. 2001. Psikologi Industri Dan Organisasi.
Jakarta : UI Press.
Robbins & Judge. 2008. Perilaku Organisasi Buku 2.
Jakarta : Salemba Empat.
Soekarso & Putong. 2015. Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis. Buku
& Artikel Karya Iskandar Putong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar